After breakfast, we will drive
to Genghis Statue which is tallest statue of Genghis Khan on horseback, on the
bank of Tuul River. Take a picture with Genghis Khan that let's go to the Terelj National
Park which is located in north-east of Ulaanbaatar and 80km far. The park has
many rock formations for rock climbers and includes two famous formations named
for things they resemble: Turtle Rock, (Mongolian Melkhii Khad)
and the Old Man Reading a book (Praying Lama Rock). Stay overnight in Ger camp. (Breakfast, Lunch and Dinner)
Ceritaku
(Tuesday, 10 July 2018) :
Kalau dari catatan tour harusnya hari ini kami hanya
menuju 2 tempat. Akan tetapi karena terlalu santai dan waktu masih panjang.
Paginya kami manfaatkan pergi ke museum dinosaurus dulu.
Jadi setelah sarapan di hotel, kami langsung menuju Central museum of Mongolian dinosaurs, tepatnya
di Chingeltei District, 5th Khoroo, Independence square.
Tadinya mau jalan kaki kesini, eh gak jadi karena
hujan lebat. Untungnya supir dan tour guide sudah sampai jam 10 pagi. Padahal
mereka pengennya kita berangkat jam 11 siang. Kami memang luar biasa, kalau
sudah jalan-jalan gak bakal mau rugi waktu, lebih tepatnya gak suka banyak
waktu nganggur. Sementara agent mereka bikin plan nya lebih santai dan waktu
lebih banyak.
Ok kita sampai di Museum Mongolia Dinosaurus. Disini kita
bisa lihat kerangka dinosaurus asli yang masih utuh, khususnya Jenis
Tarbusaurus. Kerangka Dinosaurus dulu ditemukan pertamakali di daerah Bayanzag,
Mongolia. Sungguh luar biasa katanya dulu orang amerika pernah mencurinya dari
Mongolia dan ngaku-ngaku kerangka itu punya mereka. Mungkin sejak saat itu film
dinosaurus jadi muncul. Dan kita kan ngiranya punya Amrik, eh ternyata punya
Mongolia.
Selain ada telur-telur
dinosaurus, juga ada cerita sejarah terbentuknya bumi yang dulunya terbagi
hanya daratan dan perairan, lalu jaman berubah sesuai dengan sejarahnya. Bla
bla bla…dinosaurus purba sejak ice age. Dan dulunya Mongol ditutupi sebagian dengan
air laut, lalu mengering. Bla bla bla…O ya ada beberapa artefak tanpa
penjelasan bahasa inggris. Jadi ya rajin-rajinlah bertanya pada tour guide nya.
Dan kalau bahasa inggrisnya kurang bisa didengar, ya cobalah google (klo ada
inet) hihi…
Perjalanan menuju Genghis Statue
tidak ada makan siang. Tour guide takut kalau sarapan yang sudah dipersiapkan
tadi pagi tidak bisa diterima oleh perut kita yang orang indonesia. Dia takut
kita sakit. Sungguh baik sekali dia. Tapi akibatnya kita tidak diberi makan
siang, yang padahal dan harusnya kita mendapat jatah makan siang.
Sebelum menuju tempat tujuan,
kita pergi ke supermarket dulu, beli beberapa keperluan layaknya camping.
Makanan yang kita beli agak berlebihan, karena kita pikir pada saat Nadaam
Festival besok, semua supermarket tutup. Sesungguhnya, supermarket luar kota
tidak tutup. Jangan terkecoh.
Sepanjang perjalanan menuju
Genghis Statue terdapat pemandangan menarik padang rumput dan bukit-bukit kecil
di kejauhan.
Sudah sampai Genghis Statue.
Tempatnya itu sebenarnya museum.
Museum menceritakan kehidupan orang-orang nomaden Mongolia jaman dulu, dari
mulai bentuk ger nya yang berubah sampai dengan sekarang, sampai cara hidupnya.
Selain itu juga ada cerita perjuangan Genghis melawan musuh-musuhnya dan
mempersatukan Mongolia, sampai menjadi raja. Tokoh-tokoh cerita Genghis
dihadirkan dalam bentuk patung-patung lilin. Saya sangat menyarankan buat
teman-teman baca dulu cerita Genghis Khan sebelum pergi ke museum ini, biar
mendapat pencerahan lebih mendalam.
Tempat foto-foto epic terdapat
diatas, dekat dengan patung Genghis nya. Patung ini besar sekali dan dibuat
oleh para ahli dari beberapa negara sekutu Mongol. Tingginya berapa, luasnya
berapa, silahkan di search ditempat lain :D. Untuk bisa mencapai tempat ini,
ada tangga atau lift. Waktu kami kesini, sedang banyak angin, karena hujan.
Jadi sesudah foto-foto ria, langsung balik kebawah.
Uda puas lihat-lihat dan foto-foto, jam 4 sore kami menuju tempat penginapan, yang bernama ger camp. Malam ini rencananya adalah menginap di daerah Terelj National Park. Tour guide mencoba menghubungi pemilik ger camp yang telah direncanakan sebelumnya, namun tidak berhasil. Karena jadwalnya kami sudah harus stay di ger camp dan makan, maka tour guide kami berinisiatif mencari tempat lain untuk menginap.
Mobil muter-muter cari jalan menuju ger hotel. Ada 1
ger hotel yang menyarankan kami menginap ditempatnya karena ger camp yang seharusnya
kami menginap sedang kena banjir dan sungai meluap, sehingga tidak bisa kesana.
Tadinya kita sudah mau menginap di
hotelnya, tapi Baekal bilang tempatnya agak kotor dan lembab lantainya, wc nya
juga jorok, jadi kurang bagus lah untuk ditinggali. Selera Baekal kan tinggi
kalau urusan bersih. Btw nama tour guide kita itu Baekal. Jadi kalau saya
tiba-tiba nyebut Baekal, jangan kaget ya… Dia sudah tinggal lama di kota
Ulanbataar, jadi dia termasuk orang Mongol yang bersih.
Dia menyarankan untuk menginap di tempat lain. Setelah
cari sana sini, kita dapat ger hotel tepat di belakang ger yang pertama Baekal
temukan itu. Dia sempet khawatir ketauan sama orang ger hotel pertama yang gak
jadi. Hehe..tapi ya bodo lah ya, yang penting tempat sekarang ini lebih bersih.
Harga ger hotel ini katanya 80.000 tugrik permalam.
Nah sudah lah kami bermalam disitu. Wc nya berjarak
50 meter jauhnya ke belakang. Tempatnya lumayan bersih, cuma agak unik dengan
papan yang dibolongi bagian tengahnya untuk kita jongkok. Segala kotoran
nyemplungnya kebawah haha…
Ini tempat pertama, dimana kami bermalam di ger yang
bagus. Karena ini ger hotel. Ada tungku pemanas ruangan, dan dapat makan malam.
Pemandangan dari sini pun epik dan menarik. Tenang. Damai. Surga.
Makan malam dengan Suivan. Makanan khas mie Mongol yang dicampur dengan daging-daging.
Disini kami mengaku bahwa tidak semua kami vegetarian. Baekal tidak mengerti
dan aku langsung bilang, “I want eat meat” dan akhirnya dia mengerti dan
menyuguhkan kami Suivan mie dengan daging domba. Temanku tetap tidak bisa makan
daging domba. Bau nya dan alotnya membuat dia sang pecinta makanan itu tidak
bisa menerimanya. Sangat sayang sekali.
Ada hal yang malas aku ceritakan, tapi ya sudahlah terpaksa aku cerita. Sore yang indah ini aku ingin berkuda menikmati suasana padang rumput yang indah. Aku tanya Baekal bisa naik kuda gak? Bayarpun ok lah, demi mendapat experience bahagia. Baekal bertanya dan jawabannya kuda-kuda tersebut tidak ada lagi disini, karena sudah dibawa semua ke Nadaam festival untuk ikut lomba ataupun hanya untuk memeriahkan acara. Ok lah kalau begitu, gak usah aja, lagi pula aku hanya bertanya bisa atau gak nya dan harga berapa. Gak lama kemudian, Baekal kasihtau ada orang kampung yang sedang menuju situ dan bisa pinjami kuda. Karena waktu masih jam 6 sore dan masih terang, aku bilang ya uda boleh deh, tapi aku mau tahu dulu harga berapa, dan kalau sudah malam tidak usah. Kata Baekal gak sampai malam, dan harga tetap tidak diberitahukan berapa. Tukang kudanya pun sudah on the way dan segera tiba. Padahal aku belum mengiyakan. Pelajaran di Mongol, tidak bisa bertanya, kalau memang niat ya sudah siapkan uang saja. Ok? Lalu, setelah ditunggu-tunggu, sampai kami naik dulu ke perbukitan, foto-foto, bersantai ria, tukang kuda dan kudanya belum datang. Aku bilang gak jadi aja. Batal!
WC nya kayak begini |
Suivan |
Sarapan |
Ada hal yang malas aku ceritakan, tapi ya sudahlah terpaksa aku cerita. Sore yang indah ini aku ingin berkuda menikmati suasana padang rumput yang indah. Aku tanya Baekal bisa naik kuda gak? Bayarpun ok lah, demi mendapat experience bahagia. Baekal bertanya dan jawabannya kuda-kuda tersebut tidak ada lagi disini, karena sudah dibawa semua ke Nadaam festival untuk ikut lomba ataupun hanya untuk memeriahkan acara. Ok lah kalau begitu, gak usah aja, lagi pula aku hanya bertanya bisa atau gak nya dan harga berapa. Gak lama kemudian, Baekal kasihtau ada orang kampung yang sedang menuju situ dan bisa pinjami kuda. Karena waktu masih jam 6 sore dan masih terang, aku bilang ya uda boleh deh, tapi aku mau tahu dulu harga berapa, dan kalau sudah malam tidak usah. Kata Baekal gak sampai malam, dan harga tetap tidak diberitahukan berapa. Tukang kudanya pun sudah on the way dan segera tiba. Padahal aku belum mengiyakan. Pelajaran di Mongol, tidak bisa bertanya, kalau memang niat ya sudah siapkan uang saja. Ok? Lalu, setelah ditunggu-tunggu, sampai kami naik dulu ke perbukitan, foto-foto, bersantai ria, tukang kuda dan kudanya belum datang. Aku bilang gak jadi aja. Batal!
Akan tetapi Jam 9.30, ketika suasana temaram sudah
mau gelap, tukang kuda datang. Padahal aku sudah bilang batal tadi. Tapi
katanya aku tidak bisa membatalkan, karena tukang kudanya sudah datang dari
jauh. Heh??? Demi aku dia datang dari kampung nan jauh disana. Luar biasa! Ya
sudahlah aku tanya harganya. Agak mahal, kena 10.000 tugrig. Gak boleh ditawar.
Oklah, naik aja. So, dalam kegelapan aku naik kuda. Dan itu kuda kayak buat
lucu-lucuan aja. Pemandangan gak dapat, kudanya jinak banget. Dan Fei temanku
bilang, aku seperti menunggangi anjing hahaa…rese! O ya sejak hari ini kami
sering menggunakan hastag #gagalpaham sama orang Mongolia.
Lampu ger dimatikan jam 12 malam. Pagi jam 4 ada
orang mabuk dan aku gak berani kencing. Baekal bilang orang mabuk ini adalah orang
mongolia, tapi karena mabuk dia bisa ngomong bahasa korea.