Hari #3 Bajawa Menuju Wae Bela (Senin, 12 October 2015)
#3 Menikmati Perjalanan Bawaja melewati Kampung Luba, Bena dan Malanage (Bag.2)
Menikmati Gunung Inerie dari Kampung Luba, Bajawa Photo & Documentation by Fei |
Panas sekali. Debu bertebaran naik keatas.
Syukurlah saya bawa payung, jadi terik matahari tidak langsung mengenai tubuh dan wajah :D.
Pertama kali masuk agak bingung arahnya mau kemana dulu, ngapain dulu. Tidak ada pemandu disana, kecuali menemukan rumah penduduk untuk tanya-tanya. Akhirnya saya mengerti, kalau di ujung kanan dari tempat kami masuk, ada rumah registrasi tamu. Disitu kita bisa daftar dan beri sumbangan berapapun seikhlas kita. Saya dan teman-teman mulai dengan foto-foto diri bersama rumah adat tradisional suku Luba. Basically, rumah-rumahnya mirip-mirip dengan kampung Bena, dan cara adat nya juga. Hanya tata letak rumah dan penataan lambang dan alat-alat untuk upacara yang berbeda.
Kampung Luba, Jerebuu, Bajawa.
Photo & documentation by Fei
|
Kampung Luba, Jerebuu, Bajawa. Photo & documentation by Fei |
Gigi-gigi dan tulang2 korban binatang di depan rumah Kampung Luba, Jerebuu, Bajawa. Photo & documentation by Fei |
Di setiap rumah tergantung tulang-tulang dan gigi-gigi hasil kurban, seperti babi, kerbau. Semakin banyak menandai status sosial.
Tiba-tiba mata kami tertuju pada seorang Ibu yang sedang menenun kain. Coraknya kuda, dan kainnya berwarna hitam. Kenapa demikian, bisa di baca di blog-blog lainnya :D.
Ibu Penenun kain Kampung Luba, Jerebuu, Bajawa. Photo & documentation by Fei |
Penduduk kampung Bajawa biasa membuat kain dengan warna gelap. Ini juga sama menunjukkan strata sosial. Saya melihat mama sudah tua, tapi kegiatan mama menenun kain. Kegiatan menenun kain ini sudah dijadikan kegiatan turun menurun. Mereka melakukannya dengan tekun dan sudah menjadi kebiasaan. Melihat ini membuatku belajar arti membiasakan diri untuk bertekun dan bersabar. 1 lagi, kesetiaan. Kaki mama warnanya sampai putih karena kering dan pecah-pecah. Sambil menenun, sambil menyirih.
Kain-kain tenunan Bajawa dari rumah di kampung Luba
Photo & Documentation by Fei |
Menikmati saat kebersamaan dgn penduduk kampung Luba Photo by Yuthi. Documentation by Nury D. |
Kami juga disuguhkan arak dan makanan khas mereka, jagung dengan kacang merah rebus. Kalau di Papua nama makanan khasnya Papeda, kata Yuthi.
Makanan jagung dan kacang merah rebus ini rasanya hambar. Makannya harus cocol garam dan cabe rawit hijau. Sambil makan, sambil nengak sedikit arak. Arak mereka diberi nama Sopi. Tapi aku selalu menyebutnya "Sofi" (sok kenal).
Cuma kata mama disana, itu bukan arak Sopi, hanya arak khas sana saja.
Makanan khas Bajawa. |
Photo & Documentation by Nury Diana |
Mari kita hitung ada berapa minuman yang diminum.
1. Arak Bajawa; 2. Kopi Bajawa; 3. Air Kelapa.
"Ini tidak apa-apa Yuthi minum sekaligus?" Tanyaku
"Tidak apa-apa lah Joel..(panggilanku)"
Minum air kelapa langsung dari batoknya. Rasanya nikmat sekali. Dan memang begitulah harusnya menikmati sebatok kelapa.
Photo by Yuthi. Documentation by Nury Diana |
Mereka juga menawari saya makan sirih pakai daun sirih, pinang dan kapur digulung jadi satu. Nyirih. Yuthi ajari saja cara makannya. Maaf ya Yuthi, saya tidak bisa dan saya tidak mau nyirih. Teman-teman menggoda saya untuk mencoba. Ayolah sekali seumur hidup. Melihat Yuthi sirih dan warna bibirnya berubah merah dengan gigitan-gigitan di dalam mulutnya, saya pikir saya telah merasakannya dalam sanubari hati. :D
Senang sekali saat itu. Melihat sahabat kuliahku Yuthi mengobrol dengan mama dan bapak disana. Cupe tertawa sambil menghirup arak dan kopinya. Nury menikmati kebersamaan dengan terus tersenyum. Fei berusaha keras menghabiskan jatahnya untuk memetik semua cengkeh yang jadi KPI nya. :D
Hal yang kami lakukan namanya Nalo. Pesta kecil-kecilan adat sini.
Pemandangan dan momen ini menjadi pelajaran berharga untuk saya. Sudah selayaknya saya menghargai hidup walau dalam kesederhanaan. Ketekunan. Kesabaran. Kesetiaan.
Lanjut Baca bag. 3.....
Menikmati kebersamaan dengan penduduk Kampung Luba Photo & documentation by Jusuf A. |
Photo by Yuthi, Documentation by Nury Diana |
Memetik cengkeh bersama Kampung Luba, Bajawa Photo & Documentation by Nury D |
Memetik cengkeh bersama (kebersamaan yang hangat) Kampung Luba, Bajawa Photo & Documentation by Nury D |
Photo & Documentation by Nury D |
Menikmati Kelapa langsung di batoknya Kampung Luba, Bajawa Photo & Documentation by Nury D |
No comments:
Post a Comment