Hari #2 Kunming – Dongchuan – Hongtudi
Senin, 16 Mei 2016
Dongchuan Hongtudi (Dongchuan Red
Land) 东川, 红土地 memiliki keindahan alam yang luar biasa indah. Bukan hanya menyenangkan
mata fisik, namun sangat membahagiakan mata lensa kamera yang menangkapnya. Di
Dongchuan Hongtudi ini kita bisa melihat
pemandangan sawah gitu. Berundak-undak penuh dengan warna-warni. Orang-orang
menyebut daerah ini dengan nama “God’s
palette”.
Datang di bulan Mei ini,
kita bisa melihat tanahnya berwarna merah. Sebenarnya warna-warni itu
didapatkan dari tanah merah, tanaman-tanaman, sayur-sayuran yang ditanam
petani, dan juga rerumputan.
Untuk pergi kesini, naik bis dari
Kunming di stasiun bagian utara (北客运车站), ke tempat tiket dan beli ke arah Fazhe. Harga bis nya 48 RMB.
Counter tiketnya minta passport, tapi pas kami kasih passport, tukang tiketnya
kayak malas gitu input, eh dikembalikan lagi deh…
Kami
berencana 1 harian saja main disana. Selesai lihat-lihat sorenya mau balik lagi
ke Kunming. Tapi ternyata bis sore paling lambat balik ke Kunming jam 6, itu
pun bukan dari Hongtudi, melainkan jalan lagi 50 km lagi ke arah Dongchuan
kota. Jadi kami terpaksa menginap di hotel dulu untuk bisa menikmati sunset dan
sunrise pada keesokan harinya. Kami menginap di Hongchengkezhan (红成客栈). Di Bis nya, kita harus kasih tau supirnya mau ke Dongchuan,
Hongtudi, nanti supirnya akan menurunkan kita di tempat penginapan yang
mempunyai banyak informasi untuk bisa menikmati daerah ini.
Tempat
penginapannya juga tidak mahal, sekitar 60RMB. Beruntung kami dapat harga 50RMB
aja. Makan siang dulu disini, lalu jam 2 lewat jalan pakai mobil diantar ke 9
titik tempat. Tempat-tempatnya antara satu dan yang lain tidak jauh. Harga
mobilnya sekitar 200RMB. Paling bagus kalau mau foto diatas jam 3 sore, saat
matahari muncul dan bersinar terang sampai dengan sunset menjelang.
Udaranya
dingin, waktu aku datang sekitar 16 derajat. Padahal sudah mau masuk musim
panas. Lucunya kami tidak ada persiapan kesini dengan bawa baju dingin dan bawa
baju ganti. Jadi baju yang sama kami gunakan untuk tidur malam sampai besok
paginya lagi. Aku hanya bawa jaket tipis. Dua orang temanku ada yang pakai
jaket tipis, ada yang hanya pakai baju lengan panjang bahan heatech. Jadi
malam-malam kami kedinginan. Sebenarnya sih hawanya sejuk, cuma anginnya itu
loh menyapu-nyapu wajah kami. Saking kencang anginnya, disini juga banyak
kincir angin untuk jadi energi listrik.
Paling
nyaman kalau ke Dongchuan naik mobil sewaan dari Kunming, jadi bisa 1 harian
saja mainnya. Harganya sekitar 800RMB. Paling hemat dan agak nyantai 2 hari 1
malam. Hari pertama naik bis pagi-pagi jam 7.50 sampai Hongtudi jam 12 -an
(kira-kira 3- 4 jam lebih). Besok harinya ambil bis jam 8.30 pagi, supaya masih
bisa lihat sunrise jam 5.30 dan atau 6 pagi.
Di
Dongchuan orang-orangnya bisa bahasa mandarin dengan baik, jadi walaupun mereka
bicara agak nyampur dengan logat daerahnya, masih bisa dengar dengan ok lah.
Orang-orangnya baik dan ramah. Akan tetapi segala sesuatunya mesti tetap
ditawar harganya :D Waktu kami kesana mereka tanya kami darimana, kami sebut
kami dari Indonesia. Mereka tidak tahu Indonesia itu dimana, kecuali Malaysia
yang dekat dengan Negara Indonesia.
Di sini
juga ada warung buat beli air mineral, mie instan, pembalut atau bahkan cairan
pencuci muka.
Yang aku
suka ketika kesini adalah tempatnya masih agak sepi dan tidak terlalu banyak
turis. Ada beberapa turis dari Cina menikmati tempat ini dengan santai dan
foto-foto. Rata-rata yang kesini adalah photographer yang ingin mengabadikan
pemandangan God’s palette ini. Jadi pas sunrise menjelang, ada satu titik dimana
para photographer dengan berbagai macam tipe kamera DSLR nya berjejer dari atas
bukit siap mengambil gambar.
Setiap
musim kita akan disuguhkan dengan warna-warni yang berbeda dari pemandangan
Dongchuan Hongtudi ini. Sayangnya pas aku disini, matahari tidak terbit seperti
yang diharapkan. Sinarnya agak malu-malu dan gak berani keluar. Gerimis pula.
Awan tebal menutupi. Oklah..kami harus puas dan bersiap-siap pulang untuk kejar
bis 8.30, tapi diluar kehendak kami. Bis yang di tunggu-tunggu itu tidak dapat
kami masuki, karena kami kalah cerdik dan cepat disbanding orang Cina
sungguhan. Bis itu seharusnya bisa ditunggu di depan pintu hotel, namun ada
beberapa tamu hotel itu yang sudah jalan kaki ke tempat bis mangkal dari atas,
jadi kami gak dapat tempat duduk deh…terpaksa menunggu 1 jam lagi. Kami pulang
naik bus yang jam 9.30.
NB: Kami beruntung bertemu pak Zhang. Dia yang mengantarkan kami jalan-jalan ke 9 titik di daerah indah ini. Ternyata dia adalah kakak iparnya pemilik hotel yang kami tempati. karena dia orang lokal, kami bisa masuk ke satu titik yang bisa melihat semua hamparan keindahan Hongtudi dari atas. Ternyata tempat itu sedang dalam tahap pembangunan. Nantinya akan dimintai biaya masuk untuk para turis. Karena belum siap, kami masuk situ masih gratis.
Waktu kami disana ada beberapa photographer yang masuk dimintai bayaran oleh penduduk yang sedang mengerjakan proyek itu. Untungnya ada Pak Zhang, jadi kami bertiga aman. :)
para turis fotographer yang kena palak suruh bayar |
menara yang sedang dipersiapkan untuk melihat Hongtudi |
saat nunggu sunset, para photographer sudah mengambil spot |
No comments:
Post a Comment