Sabtu, 25 October
2014
Berangkat dari hotel
menuju Gyang Tse dijemput jam 10 pagi. Tas-tasku beranak-pinak jadi banyak. Ada
makanan yang kemarin beli banyak banget, oleh-oleh, baju kotor. Tashi baik
sekali. Dia membawakan beberapa tas kami, uda kayak gantungan berjalan. Mini
bus tidak parkir di depan hotel, jadinya perlu jalan kaki.
Selama perjalanan, mini
bus berhenti-henti terus. Untuk pipis dan juga menikmati keindahan alam. Ada
anjing khas Tibet yang besar dijadikan objek foto. Bayar 5-10yuan kalau mau
foto. Sialnya ada 1 objek di bawah dekat dengan pinggiran danau, saya dan Fei
foto di depan batu tertulis 4,441m (menandakan dimana dan seberapa tinggi kami
berada). Foto beberapa kali, eh tiba-tiba seorang bapak minta uang 5yuan.
Ternyata foto disitu bayar.
Setiap berapa jam sekali check point speed control. Selama
perjalanan tidak bisa ngebut, dan daerah-daerah tertentu dijaga oleh petugas
kepolisian. Speed 30km/jam di daerah
tertentu, gila nyampenya pantes lama. Setiap mau nyelak mobil di depan, harus
klakson terus, dan kecepatannya pun tetap stabil.
Temanku foto polisi di
speed point lalu dimarahin sama polisi dan disuruh hapus. Makanya kalau kesana,
jangan sampai terlihat sedang foto polisi.
Dari dataran pegunungan,
perkampungan cina jaman jadul, masuk ke bagian yang kumuh, sekarang masuk lagi
ke kota modern. Ada mall, restoran dimana-mana, jalanan besar, lampu
berkelap-kelip dimana-mana.
Nginep di kota Shigatse,
hotel Tashi Choeta. Hotelnya bagus, standar hotel bagus di
Jakarta. 3 hari kemarin kami sempat tidak mandi, dapat hotel seperti ini rasanya sesuatu banget. Disini hangat. Masuk kamar hotel
saya langsung foto-foto, masak air, seduh mie instan, mandi pula. Rasanya
sesuatu banget deh.
Malam tenggorokan sakitnya
luar biasa. Mau flu neh keliatannya. Saya hantam lo han kuo.
Jadi kesimpulannya di hari ini:
1. Pemandangan yang aku lihat di sepanjang perjalanan sangat indah. Danau buatannya biru, jernih ditambah awan putih dan langit biru.
2. Saya menyukai Natural toilet dari pada toilet beneran. Karena Natural toilet lebih bersih. Tenang aja jangan malu-malu, karena banyak gundukkan bukit disana yang menutupi.
3. Intinya di Tibet, dari satu Monastery ke Monastery, dari satu palace ke palace lainnya.
4. Banyak melihat domba, kambing gunung, Yach di pinggir bukit sedang makan dan digembalakan. Kadang mobil kami klakson cukup heboh ketika mereka menyebarang jalan tanpa lihat kanan-kiri. haha...
5. Kalau melihat banyak batu disana, itu berarti adalah doa-doa yang ditumpuk untuk para dewa. Jangan diinjak dan ditendang-tendang.
6. Di tempat objek wisata, hati-hati kalau mau foto, lihat kanan-kiri dulu ada tulisan bayar atau gak. Nanti tiba-tiba dimintain duit lagi. hehe...
No comments:
Post a Comment