Keliling Kota Cheng du (baca: Chengtu) menikmati makanan khas Sichuan dan Kota tua
Jum’at,
17 October 2014
Berkumpul jam 8 pagi.
Sarapan: mie daging sapi dan suancai Mian (sayur asin) di samping pintu
belakang hotel.
Jalan. Makan lagi di longchaoshao, sejenis pangsit.
Setelah kenyang,
kami ber-4 naik taksi menuju Wenshu temple. Temple Budha dari jaman dinasti
Tang yang sudah berdiri beratus-ratus
tahun. Disana kami hanya foto-foto dan lihat sekilas. Saya ambil teh yang
dikasih gratis di depan kuil. Tehnya tawar banget. Tapi sih lumayan kalau gratis.
Tempat ini seperti vihara. Banyak orang sembayang dan melakukan ritual
kerohanian disana. Di tamannya, ada beberapa orang berpakaian baju kungfu jaman
dulu untuk taichi. Hen you Yisi.
Cari makan disana
banyak dan saling berdekatan. Rata-rata restoran disini menyediakan makanan
khas Sichuan. Bahkan ada restoran yang telah berdiri dari tahun 60an dan dapat
sertifikat dari pemerintah yang menyatakan keaslian restoran tersebut sudah
berdiri sejak lama.
Kami makan di CHEN MAPO DOUFU. Pesan Mapodoufu, sayur-sayuran, kuah dan nasi. Rasanya biasa saja. Mapodoufu-nya pun tidak panas dan agak anyep-anyep rasanya. Restorannya sangat menarik, menggambarkan cina kuno jaman film-film silat.
Kami makan di CHEN MAPO DOUFU. Pesan Mapodoufu, sayur-sayuran, kuah dan nasi. Rasanya biasa saja. Mapodoufu-nya pun tidak panas dan agak anyep-anyep rasanya. Restorannya sangat menarik, menggambarkan cina kuno jaman film-film silat.
Makan selesai lalu jalan kaki lihat-lihat gang dekat situ yang penuh toko-toko souvenir. Harganya
lumayan, tidak mahal tidak murah juga. Disana banyak turis.
Saya lihat-lihat barang unik khas china, khas Tibet. Gelang-gelang,
sisir tanduk, alat-alat kaligrafi, makanan khas Sichuan, dll.
Perjalanan berikutnya menuju
TianFu Square dengan naik ditie (subway) bayar 2 yuan/orang. Jalan menyusuri mall-mall bawah tanah, naik
keatas kita akan melihat taman luas tempat orang duduk-duduk dan menikmati
jalan-jalan dengan anjingnya. Dari jalan situ bisa terlihat ada patung
Maozidong yang besar dengan jubah
panjangnya. Kami foto-foto sebentar lalu jalan kaki 20 menit menuju RenminPark.
Kami beli makanan kecil dipinggir jalan sejenis kue tapi dari jagung harganya
5yuan. Kata saya ini mah bakwan jagung gak jadi hehe…
Renmin Park
tempat yg sangat unik. Disana orang-orang pensiunan berkumpul untuk mementaskan
kreatifitas dan seni mereka. Jadi disepanjang taman itu banyak orang tua yang
melakukan kegiatan. Saya melihat orang-orang joget-joget mengikuti irama lagu
yang super kenceng. Tak jauh jaraknya dari situ ada yang karoekaan, menari,
mementaskan drama china kuno. Semua lagu bercampur aduk menjadi satu, sangat
kencang menguncang telinga.
Saya berpikir
alangkah indahnya orang-orang tua itu bisa berkumpul bersama menikmati masa
tuanya dengan gembira. Mengekspesikan karyanya.
Di Renmin Park
ada kedai teh yang besar dimana orang-orang berkumpul bersama untuk
menghabiskan waktu mengobrol, bermain kartu, sambil minum teh makan kuaci. Harga
teh nya juga bervariasi tergantung dari jenis teh yang dipilih. Saya pilih teh
mao ding harganya 25 yuan. Bisa duduk-duduk 2-3 jam, air panas diberikan gratis
dengan termos yang bisa isi ulang. Tapi yah yang namanya teh beberapa kali
seduh juga sudah hilang rasanya.
Yang lebih unik sambil duduk minum teh ada
layanan korek kuping. Ha ha..ini yang unik dari tempat ini. Mereka membunyikan
garpu tala untuk menarik perhatian pembeli. Saya mencobanya setelah pikir-pikir
lumayan lama. Khawatir sakit, khawatir jorok. Soalnya habis korekin kuping
orang mereka tidak cuci lagi. Mereka hanya lap saja. Alat korek kuping mereka
sangat banyak. Mungkin beda kuping beda kasus beda alat koreknya hihi…ketika
ditawari mereka selalu bilang, “Ayolah korek kuping! Sangat nyaman loh, tidak
sakit. Sebentar saja”. Ternyata setelah dicoba memang tidak sakit dan sangat
professional. Lebih keren dari THT. Korekan pertama gak buat geli ataupun
sakit, kuping rasanya langsung terbuka. Tukang korek kupingnya menggunakan
berbagai macam alat untuk membersihkan. Terakhir dia menggunakan garpu talanya
untuk membuat getaran supaya semua tahi kuping jatuh semua, hehe…Harganya 20 ¥.
Yah kira-kira Rp.40,000 lah, not bad, sudah bersih pula.
Duduk-duduk di tempat
teh hanya 1.5 jam, jam 4.30 sore kami
lanjut jalan ke Kuanzhai Alley.
Ditengah
perjalanan, karena jalan kaki kami bisa mampir ke toko post panda. Lucu deh
disana jual berbagai macam kartu post dengan berbagai macam design panda. Ada
beberapa souvenir juga seperti gelas, mug,
boneka,dll. Nanti setelah pilih kartu pos yang diinginkan,bayar
kira-kira 3yuan untuk 1 kartupos. Saya pilih yang murah :D. Tulis pesan dan
alamat yang dituju. Cap dengan berbagai macam gambar panda yang lucu-lucu. Lalu
kirim deh di kotak pos panda.
Di depan rumah
kantor pos panda itu, ada pengemis kursi roda bernyanyi dengan sound system
kecil gitu loh kayak karoekean. Suaranya bagus. Tapi sayang belum sempat
dikasih uang, sudah diusir polisi.
Kami lanjut jalan
lagi ke Kuanzhai Alley. Dari pintu
pertama masuk, kesan pertama begitu menggoda. Bangunan dan jalanannya
mengingatkan memori akan jaman cina kuno. Jaman Chengdu masa lalu. Disana ada 3
bagian alley; kuan alley (wide alley), Zhai alley (Narrow), dan Jing Alley. Saya
jalan mengitari alley-alley tersebut. Tempatnya unik-unik, antara kuno dicampur
modern mewah. Bagus banget tempatnya. Banyak orang berjualan juga, tempat
makan, dll. Saya makan suan la fen dan siomay yang rasanya biasa saja tapi
mahal. Suan la fen nya kena 10 yuan.
Sambung foto-foto dengan gambar 3d di tembok-tembok.
Dari Kuanzhai
Alley sudah jam 9 malam. Jalan kaki dan naik ditie (subway) sampai jalan Chun
Xi, jalanan dekat hotel kami.
No comments:
Post a Comment