CHENGDU – JiuZhaigou – HUANG
LONG
Minggu, 19 October 2014
Mobil akan jemput jam 4.15 pagi. Tadinya saya sudah
bangun jam 3.30, tapi kemudian saking ngantuknya ketiduran lagi dan baru
terbangun jam 4 pagi ketika Mba Puteri teman seperjalanan kami mengetuk pintu
kamar. Fei langsung kaget bertanya jam berapa. Saya jawab jam 4. Dia lompat dan
bilang, “Ah Becanda LO!” secepat kilat kita bereskan barang-barang, ganti baju,
cek –cek barang yang masih tersisa.
Untungnya
tadi malam saya sudah bereskan beberapa barang packing sampai jam 1.30 pagi, jadi
gak banyak. Tiba-tiba sms Fei bunyi yang isinya mobil jemput jam 4.30. Saya jadi lega namun tak
mengurangi kecepatan.
Turun ke
bawah dengan 2 tas koper, 1 tas besar hitam, 2 tas punggung. Fei check out,
saya titip barang 1 tas koper Fei, 1 tas hitam besar. Kami hanya bawa 1 koper
kecil dan 2 tas punggung masing-masing.
Saya dan teman-teman menebak-nebak mobil apa gerangan yang akan
mengantarkan kita ke Jiuzhaigou.
Jam 4.30
pagi sudah nunggu di depan hotel Crown. Kami tebak yang akan jemput adalah bis.
Kalau naik bis, kita akan pilih tempat duduk paling depan, jangan dekat roda
(kalau jalanan tak rata kena gajruk), jangan dekat mesin (panas).
4.30 tak
kunjung datang. 4.45 barulah sebuah mini van datang. OMG kita ke Jiuzhaigou 8
jam naik beginian? Sesak nafas rasanya. Banyak orang. Orang dipepet2. Kalau
barang bawaan banyak gimana ini?
Masih
jemput 2 orang lagi. Orang cina kan gak akan membiarkan 1 tempat duduk pun
kosong. Bangku sudah penuh, mobil berjalan ke sebuah tempat.
Berhenti.
Lega deh!
Ternyata kami cuma di drop di tempat seperti terminal, tapi bukan. Banyak tukang jajanan disana. Ada bakpao, jagung rebus, ada pula yang jual rain coat dan bantal leher. Orang-orang sudah banyak menunggu disana. Saya beli rain coat 10yuan. Katanya di Huang Long sering hujan.
Ternyata kami cuma di drop di tempat seperti terminal, tapi bukan. Banyak tukang jajanan disana. Ada bakpao, jagung rebus, ada pula yang jual rain coat dan bantal leher. Orang-orang sudah banyak menunggu disana. Saya beli rain coat 10yuan. Katanya di Huang Long sering hujan.
Kita semua
disuruh hapalkan nomor bis buat naik. Sambil nunggu saya lihat hiruk pikuk
orang-orang berebut naik saat bisnya sudah datang. Rata-rata orang cina asli.
Mereka berlari, kejar-kejaran, desak-desakkan dan berebut naik.
Ok, begitulah
cara naiknya.
Ketika bis
nomor kita datang, kami semua berlari menuju bis berebut naik.
Tapi
akhirnya eing ing eng….
Duduk
paling belakang. Kalah sama orang cina itu haha..
Perjalanan
naik bis ke Huang long kira-kira 8 jam lebih. Ditambah beberapa kali berhenti
untuk buang air. WC nya udalah ya tak usah diceritakan. Jarak 100 meter tercium
bau nya. Ada beberapa tempat bayar 1yuan.
Sampai di
Huang Long kira-kira pukul 3 sore. Tour leader memberi kita 2 pilihan keatas
gunung, jalan kaki atau naik kereta
gantung bayar 80yuan sekitar 10menit saja. Nanti sampai atas jalan kaki lalu turun
lagi sejauh 3km atau turun naik kereta gantung 40yuan. Total perjalanan 13km.
Saya dan
teman-teman memilih naik kereta gantung naiknya, jalan kaki turunnya.. Lebih
susah naik daripada turun gunung.
Antrian
masuk itu sesuatu banget loh hanya untuk menuju kereta gantung. Panjangnya bisa
sekitar 2 km, dan itu antri panjang dari jalanan turun bis. Kebanyakan turis
berasal dari cina asli. Mereka jalan dengan cepat, tak boleh ada celah kosong,
bisa diselak sama mereka. Makanya saya dan kawan-kawan berjuang lebih keras.
Orang cina itu kan semasa hidupnya berjuang karena harus bersaing melawan
1,7miliar penduduknya. Makanya jangan salahkan mereka yang selalu berjuang
menjadi terdepan. Antrian masih panjang sejauh 1km lagi, dan saya mau pipis.
Wadow dah gak tahan. Saya keluar antrian sementera, berlari menuju toilet
terdekat. Toiletnya lumayan ok sedikit. Saya lari lagi menuju antrian.
Sampai
pintu masuk tunjuk tiket masuk, lalu menuju kereta gantung tunjuk lagi tiket
naik kereta. Naik kereta gantungnya pun gak bisa berleha lehe. Semua harus
dilakukan dengan cepat. Kereta gantung datang, kami ber-6 lari dan buru-buru
naik. Kereta gantung pun melaju dengan cepat. 10 menit dengan kecepatan kereta
gantung yang lebih cepat dari kereta gantung yang pernah saya naiki di Genting,
TMII. Tempatnya tinggi. Dari sini saya bisa melihat kebawah hutan-hutan,
pohon-pohon, bebatuan.
Tinggi
Huang Long kira-kira 4000 an meter. Sampai atas, foto-foto, dan yang lain ke
toilet dulu, antri.
Lanjut
jalan kaki sejauh kurang lebih 5km ada kali tuh dengan nafas terengah-engah,
oksigen menipis, udara dingin melewati hutan-hutan di kanan kiri. Di suatu point ada yang jualan sosis cabe
merah Sichuan. Enaknya luar biasa. Walau saya dan Fei tahu itu sosis murahan
punya yang kalau kita makan di kota mungkin rasanya biasa aja. Tapi makan di
ketinggian 4000an meter ini rasanya Uenak tenan loh. Nah dari sini tuh ada 2
pilihan mau jalan short cut langsung turun, atau mau jalan 500 meter lagi lihat
danau 5 warna diatas.
Nafas mau habis rasanya, sudah tak sanggup jalan
lagi. Orang di samping sudah menggunakan oksigen untuk bertahan hidup. Harga
alat oksigen sekitar 25yuan. Saya coba tak menyerah. Pelan-pelan keatas menaiki
tangga satu persatu hanya untuk melihat apa sih danau 5 warna itu. Dari mulai
bernafas pelan-pelan setiap 5 langkah, ngebalikin kepala ke bawah, kaki di atas
pakai tangga, dan macam-macam. Sampai
puncaknya terlihat jelas dari dekat. Danau berundak-undak. Mungkin karena
mataku tertutup kabut, saya tak melihat ada 5 warna disana, hanya beberapa
warna saja, dan danaunya biasa saja. Bagus sih, Cuma kayaknya kok gak worthed
ya sudah naik setinggi ini. Foto-foto sebentar lalu turun lagi. Turun saja dari
500 meter itu, masih butuh turun kira-kira 3km lagi ke arena terminal bis. Saya dan Fei memilih jalur darurat 2200
meter.
Jalan ke bawah rasanya gak habis-habis. Kok panjang dan lama. Dari sisi sebelah kanan terlihat danau 5 warna tadi dari bawah. Indahnya! Saya dan Fei baru mikir, coba dari tadi gak usah maksa ke atas lagi, lihat dari sini aja sudah cukup indah. Hais…ini kayak penipuan haha…
Jalan ke bawah rasanya gak habis-habis. Kok panjang dan lama. Dari sisi sebelah kanan terlihat danau 5 warna tadi dari bawah. Indahnya! Saya dan Fei baru mikir, coba dari tadi gak usah maksa ke atas lagi, lihat dari sini aja sudah cukup indah. Hais…ini kayak penipuan haha…
Jalan kaki
dari jam 5.30 – 6.45 sore. Padahal tour leader suruh kita ke bis jam 5.30
paling
lambat. Sampai di bis nafas mau habis rasanya. saya mencoba mengatur nafas sebisa-bisanya.
lambat. Sampai di bis nafas mau habis rasanya. saya mencoba mengatur nafas sebisa-bisanya.
Saya pikir
saya dan Fei sudah yang paling terakhir, ternyata masih ada 2 anak muda yang
juga terakhir. Tak lama bis jalan kembali. Kami menuju Hotel. Hotel bintang 4,
namun penampilannya biasa saja. 1 kamar ini bisa menampung 3 orang. Ada 2 kasur
dan 1 kasur tambahan, dengan handuk dan semua peralatan untuk 3 orang. Kalau
Fei tidak mengupgrade tour nya supaya 1 kamar 2 orang, mungkin 1 kamar bisa masuk 3 orang. Restorannya di samping
hotel. Jadi kita perlu jalan kaki untuk makan malam. Makan malam hotel yang
tidak begitu enak. Malam itu turun salju, tapi sayang kami tak bisa lihat
wujudnya karena sudah gelap, yang terasa hanyalah dingin.
No comments:
Post a Comment