Friday 31 October 2014

DAY 16 SAURAHA – KHATMANDU – AIRPORT

Jumat, 31 Oktober 2014

Jam 6 pagi ada program “Bird Watching” dari Hotel nya. Cuma Saya dan Fei terlalu malas. Hanya Linda dan Moniq yang berhasil membangunkan dirinya untuk lihat-lihat. Sudah sampai sana gak jalan-jalan lagi kan terlalu sayang. Kami sarapan jam 7 pagi dan siap-siap berangkat jam 8 pagi. Hanya saja kendala bernegosiasi dengan Manager Hotel belum berjalan mulus, jadi jam 9 kami baru bisa berangkat. Kami diskusi soal kejadian 2 hari lalu dimana Fei sudah booking 3 kamar ukuran deluxe, tapi kami malah dapat 2 kamar biasa-biasa saja. Jadi nya di 1 kamar saya, Fei, Linda dan Moniq dengan 3 ranjang didalamnya.

Perjalanan dari Sauraha menuju Khatmandu berjalan mulus. Tidak terlalu macet.  Jam 1 siang sudah bisa mengunjungi Buddhist Swayambhunath ‘Monkey Temple’. Temple disini tempatnya berdekatan antara budha dan Hindu.  Disini memang banyak monyet.  Banyaknya tuh bener-bener banyak, dan monyetnya yang jenis besar-besar gitu. Lari sana lari sini dengan bebasnya. Sendirian maupun berkelompok. Mereka mengambil makanan dari buangan orang-orang sekitar.

Saya, Fei, Linda dan Moniq beli es krim harganya sekitar 12,000 kalau di rupiahkan. Gak enak! Fei buang es nya ke pinggir jalan dan diambil monyet. Saya pikir daripada sayang dibuang, saya juga mau kasih monyet saja. Ketika monyet datang, saya buang dekatnya, eh dia langsung ambil. Punya Moniq pun dibuang. Monyetnya kelimpahan dapat 2 es krim. Makannya pilih-pilih lagi. Pinter banget makan bagian coklat luarnya doank, yang ‘Krak’ gitu loh. Isi dalamnya – vanilla dibuang. Monyet  aja tau itu es krim gak enak, isinya gak ada krim-krimnya dan gak ada vanilla –vanilla nya, cuma air campur tepung doank kali haha..

Kami belanja dulu di pasar Durbar Square
Jam 1.30  Khatmandu Durbar Square lihat-lihat barang Nepal, India dan Tibet. Harganya pun tidak murah. Mengitari daerahnya, saya tidak tertarik beli barang. Jadi bingung mau beli apa. Hehe…

Makan siang di Vishram Café masih di daerah Durbar. Untuk harga sebuah café di kota turis begini, harganya masih terjangkau kok.

Masuk Durbar itu bayar loh. Tapi kami pura-pura jadi orang lokalnya aja, dan jangan terlihat sebagai turis. Orang lokal masuk situ gratis.

Jam 5 mobil sudah jalan lagi menuju airport untuk kembali ke Jakarta. Bagaimanapun Home Sweet Home. Setelah dari perjalanan segitu jauh, menyaksikan keindahan alam, dan pengalaman seru dan baru, Indonesia tetap is the best dimataku.

Keadaan airport Nepal ini, Tribhuvan Airport, seperti pasar, banyak orang lokal yang terlihat seperti mau kerja di luar negeri. Seperti TKI gitu, mungkin namanya TKN (Tenaga Kerja Nepal). Memang sih katanya tenaga kerja dari Nepal itu masih dibilang murah untuk di luar negeri seperti daerah Timur sana. Lalu siap-siap pakai masker juga disana, antisipasi terhadap Bau Badan :D




























No comments:

Post a Comment