Tuesday, 5 February 2013

Berkelana Ke Pangandaran (Hari ke-3)

Senin, 4 Februari 2013 (Hari ke-3)

Paginya kami menikmati jalan-jalan disekitar resort Banyu Alam. Check out dan lihat-lihat hotel disekitar sana. Banyak yang menarik seperti Danau Dariza, konsep tempatnya lebih cocok untuk keluarga. 

Danau Dariza


Selain itu juga ada Hotel Tirta Gangga. Tempatnya lebih mirip hotel biasa, nilai tambahnya lebih bersih dan service bertaraf hotel. Ada pemandian air panasnya juga ditambah fasilitas kolam renang.

Agak jauh lagi dari situ ada yang namanya Kampung Sampireun. Tempatnya lebih heboh bagusnya. Harganya juga lumayan mahal. Permalam bisa 2jt-hampir 4jt rupiah. Konsep tempatnya lebih cocok untuk keluarga, tapi lebih condong ke bulan madu. Tempatnya romantis. Ada tempat makan malam di sebuah perahu gitu. Ini cocok untuk pengelana seperti saya, tapi gak cocok kalau gak ada pasangannya. :D


Makan siang di Garut, Resto Liwet Pak Asep Stroberi. Tempatnya lucu. Bahkan ada tempat makannya dibawah rumah Stroberi yang besar. Kami mengambil lesehan diatas danau. Cuci tangannya gak perlu ke toilet, disitu disediakan wastafel lengkap dengan sabunnya. Keren deh tempatnya. 




Setelah itu kami melanjutkan kembali perjalanan ke Jakarta. Kali ini benar-benar sampai Jakarta. Sampai di Jakarta pukul 12.30 pagi. Tepar!

Monday, 4 February 2013

Berkelana ke Pangandaran (Hari ke-2)

Selama di pantai pangandaran, kami mengendarai kuda. Pendekara pengelana paling suka dengan kuda. Cuman kali ini naik kudanya mesti bayar, 2 kuda Rp 150rb. Aku sangat menikmati pemandangan pantai bersama kuda yang aku kendarai. Warnanya putih usianya 9tahun. Sudah tua, namun penurut. Mungkin kuda tua lebih banyak pengalaman kali ya dibanding kuda muda yang dikendarai temanku, maunya lari mulu. Maklum kuda yang dikendarai temanku adalah kuda balap. :D


Menikmati pantai dengan makan baso, cilok, kelapa, baso lagi (beda tempat). Siangnya kami makan yogurt buatan orang Prancis asli.  Dia punya tempat penginapan namanya Mini Homestay tak jauh dari penginapan kami yang juga homestay judulnya. Harga yogurtnya cuma Rp 5rb. Rasanya lumayan banget, secara saya penikmat Yogurt. (mmm)

O ya terlewatkan. Kami sempat naik perahu menuju pantai pasir putih. Gak penting banget deh, harganya Rp 100rb naik perahu. Sampai sana mending dianterin ketempat yang bisa berenang atau snorkeling. Sampai sana kita malah ditinggal udah gitu alat snorkel-nya mesti sewa lagi. Padahal sudah perjanjian diawal semua sudah disewakan. Mau balik lagi susah dan ribet. Aku dan temanku gak bawa hape. Kami minta tolong abang yang sewa snorkeling disana buat nelponin si tukang perahu dan marketing yang pintar berpromosi itu.  Namun sia-sia, si abang tidak datang. Agak menyesal sih, tapi apa daya, mari kita nikmati saja dengan pemandangan apa adanya. Tempatnya tidak terlalu buruk, namun tak seindah namanya juga. Setelah tanya anak kecil sebenarnya harga perahu  buat nyebrang berapa duit, yaitu Rp 15rb aja perorang, langsung sakit hati..hahaha

Kami melanjutkan perjalanan kembali ke Jakarta pukul 2.30 siang. Rencana kami gagal sampai Jakarta ketika kami tiba di sebuah pom bensin di kecamatan Ciamis. Perjalanan jauh itu tak lepas dari pombensin. Saya kecapaian. Rasanya mengendarai mobil menuju Jakarta PEER banget ya?! Kami memutuskan untuk mencari tempat penginapan.

Teman saya Feifei paling jago search tempat penginapan dan lain-lain yang asyik untuk dinikmati. Dalam sekejap dia menemukan ada tempat asyik di Garut, dimulai dari hotel Tirta Gangga, sumber alam sampai Banyu alam. Dalam sekejap pula kami menelpon satu-satu tempat penginapannya dan berhasil booking di Banyu Alam Cipanas Resort, Garut. Untung saja ini minggu malam. Harganya juga gak terlalu parah. Semalam kena Rp 400rb.

Kamarnya luas, ada air panas dan kolam buat berendam. Ada ruang tamu dengan TV dan bantal-bantal buat tidur-tiduran. Kamarnya ada hordeng penutup dari ruang tamu. Besarlah pokoknya. Lumayan buat santai semalam. Servicenya memuaskan.

Pemandangan dari depan kamar hotel Banyu Alam

Kamarnya di Banyu Alam

Ini kamarnya
Kamar mandinya. Bak mandi besar untuk mandi air panas

Sunday, 3 February 2013

Berkelana ke Pangandaran (Hari ke-1)

Kali ini pendekar jalan-jalan dari Jakarta menuju Pangandaran. Untungnya bukan dengan berjalan kaki melainkan mengendarai mobil sendiri. Dan hebatnya pendekar menyetir mobil selama kurang lebih 12 jam. Sendiri dan tanda cadangan supir. Rencana berkelana ini hanya 2 hari 1 malam, karena tujuan awalnya ialah menghadiri pesta pernikahan teman masa kuliah, Gina di Ciamis. Katanya jarak Ciamis ke Pangandaran kira-kira 1 jam lagi. Jadi pendekar nekad berkelana dari hari sabtu dan berencana pulang hari minggu siangnya. Untuk melakukan perjalanan itu pendekar hanya mengandalkan GPS dari google.

Sabtu, 2 Februari 2013 (Hari pertama Berkelana)
Bangun jam 4 pagi, aku dan temanku Fei fei siap berangkat menuju Banjar Sari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Dari tol gatsu menuju Bandung, melewati Sumedang, Garut, Tasikmalaya, Ciamis lalu BanjarSari.

    You know what? Kami terlalu mengandalkan Google map. Saking mengandalkannya kami harus berada di sebuah jalan singkat yang menghubungkan Tasik langsung ke arah Banjar Sari. Jalanannya rusak dan berbatu-batu. 10 Km sih jarak dari masuk sampai keluar ke jalan besar, tapi mobil yang saya kendarai cuma bisa saya gas 10km/jam. Mungkin 1 jam-an kami melewati jalan itu. Ditengah jalan saya kebelet pipis. Numpang di sebuah rumah penjual cimol kampung. Lumayanlah sembari membeli cimol, sekalian numpang ke toilet juga. Ngobrol-ngobrol sama bapa yang punya rumah katanya jalanan ini sudah lama jarang dilewati orang-orang yang menuju Banjarsari, Ciamis. Kan sekarang uda ada jalan baru. Jedeng!

Kami sampai ke tempat pernikahan temanku pukul 3 sore setelah pestanya bubar. Padahal setengah jam lalu mungkin kita sudah bisa sampai, tapi karena nyasar yah muter-muterlah di daerah sana. Pesta bubar berarti tak ada makanan untuk dimakan. Angpao pun tak sempat terberikan. Ya sudah, kami melanjutkan perjalanan lagi menuju pantai pangandaran. Jaraknya lumayan juga. Gina bilang 1 sampai 2 jam sudah tiba di sana. Kami butuh waktu 3 jam. Di Pangandaran makan seafood dulu di RM Seafood Risma. Puas banget cuma 120rban. Nasi 2, sayur kangkung, sayur genjer,cumi goreng tepung, cuma saos padang, ikan bakar. Haha banyak ya?

Cari tempat penginapan yang murah. Pakai Kipas angin harga Rp 150rb. Kemahalan, saya tawar dan dapat Rp 110ribu. Saking pegalnya saya panggil tukang pijat suruh ibu kosnya. Harganya 200rb per jam. Saya tawar 25rb gak mau :D. Alhasil setelah tawar-menawar yang alot, dapatlah harga 40rb. Ok deh yang penting dipijit. Kamar itu pengap dan panas.

Padahal di kamar itu Cuma semalam saja, tapi setelah beberapa hari kulit saya memerah dan gatal-gatal. Setelah dicek ke dokter kulit katanya alergi tungao. Ada kutunya kali ranjang tempat saya menginap.