Monday 31 October 2016

Boliqiao (jembatan kaca) Zhangjiajie

Zhangjiajie Tour, Hunan, Hari #3 bag.2

Jadwal menuju Boliqiao (jembatan kaca) adalah sore hari setelah dari Baofenghu. Jembatan kaca ini beda dengan jalanan kaca di sepanjang perjalanan tebing gunung Zhangjiajie dari pintu masuk Tianmenshan. Jadwal kami adalah pukul 3 sore. Aku dan temanku harus buru-buru balik dari situ paling lambat banget jam 4 untuk kejar kereta. Padahal waktu yang diberikan ketika diberi jadwal adalah 2 jam paling lama.

Untuk masuk Boliqiao di bulan Oktober 2016 ini memang harus didaftarkan dari tour. Belum ada akses langsung daftar sendiri. Bahkan orang lokal China nya pun tetap harus menggunakan jasa tour travel. Nggak tahu ya kalau sekarang. 

Jembatan kaca ini baru diresmikan lagi bulan September 2016 kalau gak salah. Ceritanya jembatan ini pernah buka di bulan Mei tahun yang sama, Cuma sempet tutup lagi, mungkin karena ada beberapa hal yang masih harus dibenahi.

Sebelum masuk, kami mengantri sesuai jam yang telah ditentukan. Jadi kalau sudah daftar, tetap harus menunggu kapan jadwalnya bisa masuk. Setelah tahu, kami antri sesuai jamnya. Lalu melalui mesin di pintu masuknya, orang –orang china men-tab kartu identitasnya. Sementara kami menggunakan karcis yang telah divalidasi terlebih dahulu ke bagian operatornya diatas.
Cerita lucunya adalah pada saat mau tab masuk, kami gak bisa masuk karena sebelumnya belum divalidasi. Guide nya gak inget kalau kami bukan orang china asli. Mereka kira kami orang lokal, jadi dia selebor tidak urus tiket kamu. Lalu kami berlarilah sekencang-kencangnya ke atas untuk dapat validasi itu. Sambil lari si guide ngoceh-ngoceh marah sama temanku karena tidak bilang. Temanku marah balik, lah bukannya lo tahu ya kita orang Indonesia. Lo pikir Indonesia itu di China. Hahaha…Segitu tidak terkenalnya Indonesia di mata beberapa orang China.

Masuk ke jalur kaca, kami diajak muter dulu ke antrian untuk ambil sendal.  Sendal ini tuh nggak boleh dibawa pulang, dan ini sewa dengan harga 40 Yuan. Mahal sekali! Kami pakai sendal untuk tidak membuat kerusakan disekitar kaca.

Jembatan ini ditopang oleh pilar-pilar besar di ujung-ujung gunung antara gunung batu yang satu ke sebrang gunung. Aku pikir jembatannya isinya cuma kaca doank untuk jalan dan melihat pemandangan dibawahnya. Jadi kan terasa horor gitu ya…Tapi ternyata Cuma dibagian-bagian tengah saja. Jadi buat orang-orang phobia masih bisa menikmati pemandangan yang epic itu.

Orang-orang melakukan foto dari atas kebawah, supaya keliatannya melayang dari atas ke bawah. Ada yang tiduran, padahal habis diinjak-injak orang. Apa gak takut kotor ya? Itu bayanganku awalnya. Sampai di tengah, bodo amat deh, yang penting foto..hahaha…













Bao Feng Hu Zhangjiajie

Zhangjiajie Tour, Hunan, Hari #3

Pagi hari. Kami dijemput oleh tour yang berbeda dari hari kemarin. So, guide tour nya beda. Yang hari ini lebih gendut. Yang kemarin lebih ganteng dikit, wajahnya etnis suku sana. Kami menuju Bao Feng Hu.  

Baofenghu adalah danau Baofeng di daerah Suoxi Valley. Pintu masuknya tetap dari Wulingyuan. Disini kami bisa menikmati pemandangan dari hutan melalui jalan air. Menyusuri danau dengan perahu melihat batu-batu menjulang simetris tinggi. Pohon-pohon tinggi, lembah-lembah dan perahu-perahu lokal yang ditinggali penduduk asli suku di Zhangjiajie (mungkin ini hanya untuk waktu-waktu wisata aja).  Lokal tour di perahu menjelaskan pemandangan disekitar dengan imajinasi tingkat dewa. Dia bisa menjelaskan batu-batu gunung itu dengan bentuk berbeda-beda. Ada yang berbentuk ibu sedang menjaga dan melindungi anaknya. Ada yang bentuknya seperti dewi. Macam-macam bentuknya, dan menurutku untuk bisa melihatnya persis seperti yang dikatakan, kita harus sedikit menggunakan daya imajinasi.

Dalam perjalanan kami juga diberikan kesempatan menyapa seorang A ge (baca: A ke) dan A mei. A ge dan A mei ini berada di 2 perahu berbeda. Kalau kita mau mendengar suara indah prianya bernyanyi, kita cukup memanggilnya dengan “Yuweeeei….”.  Artinya bisa jadi halo, bisa jadi bye juga. Ketika kami para wanita memanggilnya, dia menyahut dan bernyanyi lagu gunung dengan suara jernih. Bayangkan berada di tengah-tengah danau dengan perahu, memandang pemandangan alam yang tiada tara indahnya, sambil mendengar suara gunung merdu bernyanyi. Sementara A mei mau menyanyi kalau dipanggil dan sedikit dirayu dengan lagu. Yah namanya juga perempuan ya, harus punya sedikit malu malu kucing. Kita harus merayunya dengan menyanyikan sebuah lagu, dan lagunya apa saja. Sebenarnya sih harusnya lagu gunung, tapi siapa yang tau sih lagu gunung di group perahu ini.  Kalau sedang beruntung kita bisa mendengar mereka berdua bernyanyi bersahut-sahutan. Itulah cara mereka menjalin cinta, yang awalnya dimulai dengan rayuan nyanyian.

Selain pemandangan, udaranya juga sangat segar. Lokal tournya mengklaim tempat tersebut udaranya paling bersih. Di jalur tertentu kita harus menghirup udaranya sebanyak-banyaknya, kalau perlu taro di tabung oksigen. Banyak orang mengambil udara oksigen dari tempat ini untuk dijual. Kalau tabung oksigen mahal, tempat ini bisa menjadi tempat yang paling membahagiakan. Rasanya plong dan sehat berada disini, karena bebas polusi. 








Sunday 30 October 2016

Zhangjiajie National Forest Park dan Tujia Ethnic Folk Garden

Zhangjiajie Tour, Hunan, Hari#2

Masih dalam rangkaian tour Zhangjiajie, aku dan temanku, serta peserta lain bersiap-siap menikmati pemandangan di hari kedua. Kami berkunjung ke Zhangjiajie National Forest Park. Kami jalan masuk melihat-lihat taman, bunga-bunga di musim gugur yang berwarna kuning , batu-batu. Menikmati alam sambil berjalan sungguh menyegarkan. Semakin jauh melangkah, ada jalanan menuju gunung batu besar bertulis张家界国家森林公园 (Zhangjiajie guojia shenlin gongyuan). Untuk bisa foto di bawah spot gunung batu ini, kita harus naik tangga batu, lalu mengantri untuk dapat keseluruhan gambar. Di taman ini juga ada sungai yang mengalir.

Setelah itu  menuju pintu masuk World Natural Heritage – Wulingyuan, Zhangjiajie Global Geopark. Pintu masuknya sama dengan yang kemarin kami pergi. Kami menikmati keindahan pemandangan lembah-lembah berkarakter, gunung-gunung batu, hutan dan tebing dari sisi lain. Kalau kemarin lihatnya dari atas puncak gunung ke bawah hutan, jadi gunung-gunung batu itu terlihat melayang. Sekarang lihatnya dari hutan ke atas. Ada 2 jalur untuk menikmati perjalanan ini, dengan jalan kaki dan kereta.  Aku pikir kami akan naik kereta, karena sudah bayar lebih kemarin, eh ternyata kami memang benar-benar tertipu. Kami jalan kaki.

Katanya jalan pelan-pelan dapat menikmati pemandangan dengan lebih hikmat dan seru. Pada kenyataannya guide tour nya ngoceh-ngoceh di depan, kami gak denger sama sekali. Kami asyik foto-foto aja dari berbagai sisi. Jalannya pelan-pelan, walau disuruh cepet, karena turis-turis lain ingin lewat juga. Intinya berjalan menikmati pemandangan alam yang epic ini sepanjang beberapa kilometer. Setelah balik lagi dari jalur yang sama. Sungguh miris melihat orang-orang di dalam kereta. O ya, kategori pariwisata di China, menilai Zhang JiaJie masuk ke AAAAA, yang berarti bagus. Ini standarisasi penilaian objek wisata China berdasarkan beberapa faktor seperti keindahan pemandangan alamnya, kebersihan, sanitasinya, keamanannya, transportasinya, dll. Jadi kalau dengar salahsatu objek wisata di China grade nya A5, uda mulai aman pakai WC nya.












Setelah makan siang, kami dibawa menuju TuJia Ethnic Folk Garden. 土司城 tusicheng). Kerajaan kuno suku minoritas Tujia. Unik deh benda-benda pusakanya. Disini ada performance tarian juga. Warna-warna yang ditonjolkan lebih ke gelap, hitam gitu. Ada warna lain seperti putih dan merah. TuJia Ethnic Folk Garden ini mendapat  grade AAAA. Semua yang bisa dilihat lebih ke arsitektur bangunannya, etnis, budaya kerajaan, serta cerita-cerita bersejarah dibalik kerajaan ini.
Untuk lebih jelas ceritanya, bisa baca disini: 

Saturday 29 October 2016

Wulingyuan, Zhangjiajie

Wulingyuan, Zhangjiajie, Hunan hari #1

Pertama kami dibawa ke distrik Wulingyuan (武陵源) naik bis. Turun dari bis masih jalan kaki sedikit menuju Zhangjiajie Global Geopark, World Natural Heritage . 

Kami masing-masing dapat kartu sebagai tiket masuk selama 2 hari disini. Setelah masuk pintu gerbang, kami naik bis pariwisata taman itu untuk menuju titik pertama, yaitu melihat pemandangan melalui lift tertinggi di dunia, Bailong elevator.

Udara sejuk menghempas pipiku setelah turun dari bis. Belum masuk musim dingin, baru musim gugur, tapi aku sudah mengenakan pakaian musim dingin lengkap dengan sarung tangan, syal dan jaket gunung ditambah longjohn. Sambil menunggu tour guide yang baru membeli tiket masuk lift, aku memperhatikan pemandangan sekitar. Pemandangan disini sih memang bagus banget loh. Kami dikelilingi pegunungan batu yang ukurannya berbeda-beda, tinggi-tinggi dan unik. Bentuk-bentuk batuan ini harus diimajinasikan baru mendapat berkahnya tersendiri.

Setelah dapat tiket masuk, kami mulai mengantri. Udara semakin dingin, ketika angin bertambah kencang disertai hujan ringan. Kami semua mulai mengeluarkan jas hujan. Aku mengeluarkan payung juga. Repot banget deh jalan-jalan bawa payung gini. Semua orang pakai payung, jalan jadi susah dan takut kena tusukan besi payung orang. Jalanan menyempit menaiki tangga bebatuan. Kami harus cukup sabar untuk menunggu sekian banyak orang ini. Kebanyakan sih turis China. Namun aku melihat beberapa tur dari Indonesia juga.

Kami hampir sampai di depan pintu lift. Ada beberapa pintu lift, kalau gak salah lihat ada 4 atau 5 gitu. Lift ini katanya setinggi 330 meter, dibangun dipinggir tebing. Naik lift ini, kita bisa melihat pemandangan Taman Zhangjiajie ini dari kaca. Bayangkan coba naik lift kaca, melihat pemandangan di pinggir tebing sambil dibawa naik ke atas puncak tebing. Hanya saja sayangnya, kala aku pergi cuaca sedang hujan, jadi di depan kaca berkabut, gak bisa lihat apa-apa juga.   
Lift Bailong yang tingginya bisa 330meter

Sesampainya diatas tebing, udara semakin dingin. Dari sini aku bisa melihat jurang, ngarai, sungai dan ada air terjun.  Ada beberapa spot untuk foto. Memang sengaja dibikin spot-spot di pinggir tebing untuk menikmati pemandangan dari berbagai sudut mata. Namun wisata di China, khususnya tempat-tempat terkenal seperti ini, boro-boro bisa menikmati pemandangan, memandang tebing demi tebing, batu demi batu, alam dengan pohon dan air terjunnya. Bisa foto saja di spot yang bagus tanpa kepala orang-orang lain saja sudah bersyukur. Perlu keahlian khusus untuk bisa berdiri kurang lebih 20 detik sambil di foto, selfie atau melakukan aksi di tengah-tengah kerumunan orang banyak.

Aku menikmati pemandangan dari kejauhan saja dari atas jembatan. Keren deh ada jembatan antar tebing. Dan katanya jembatan ini terbentuk alami. Dari sini pemandangan jadi epic. Jurang-jurang terlihat tinggi sekali dengan kabut-kabutnya. Gunung-gunung terlihat mengambang. Ada beberapa gua juga. Kalau pagi dan sore sih masih bagus, kalau sudah malam, rasanya pemandangan ini menjadi mengerikan...Dan pemandangan ini mirip film Avatar. Sayangnya kami datang pas cuaca sedang tidak bersahabat. Sepanjang hari hujan dan gerimis terus menerus, menyebabkan kami repot harus bawa payung kemana-mana, dan takut di tusuk payung orang juga..hehe...ditambah lagi pemandangannya jadi susah difoto karena banyak kabut. 

Kami jalan sepanjang beberapa kilometer di pinggir-pinggir tebing itu sambil memandangi alam yang sungguh indah. Setelah itu naik bis lagi menuju cable car. Kami naik cable car untuk turun.
Naik cable car panjang ini disepanjang sisi tebing juga epic banget deh. Keren dengan segala macam pemandangan dibawahnya. Kami diatas jurang dikelilingi gunung-gunung. Cable car nya sendiri juga punya sertifikat keamanan level tinggi. Jadi dipastikan aman naik cable car ini.


Katanya Gunung Zhangjiajie ini dulunya ditinggali oleh penduduk bandit. Gunung perampok istilahnya. Jadi jaman dulu, kalau orang lewat sini tuh banyak yang takut, karena bisa ditengah jalan mereka dirampok. Lihat film-film kungfu deh…

Selanjutnya kami melihat pertunjukkan dan dapat minum teh gratis. Pertunjukan tersebut berhasil menjual sebuah lukisan diatas sebuah kain yang ditulis oleh sastrawan terkenal di jaman itu dan di daerah itu. 1 huruf dengan kata hoki dan berbagai macam elemen makmur itu mampu dijual dengan harga 2.000 yuan, dan ada yang mau beli loh.

Malam nonton pertunjukkan cerita tentang suku yang hidup di Zhangjiajie. Di ceritanya ada pemandangan. Bagaimana pria memikat wanita dengan nyanyian gunungnya, begitupun sebaliknya. Tradisi pernikahan, sampai dengan suara nyanyian disertai tarian para wanitanya.  Dan dalam pertunjukkan ini diselipkanlah sebuah marketing penjualan sebuah lukisan huruf lagi. Gambar beberapa huruf dengan arti yang menakjubkan kalau diartikan. Dan kembali ada yang beli loh sampai rebutan. Perempuan dari group kami beli 1 lukisan huruf itu juga. Luar biasa gaya jualan orang China ini!






Jembatan alami




Jualan kata-kata melalui lukisan 

Friday 28 October 2016

Mencari Tur jalan-jalan di ZhangJiaJie - Hunan, China

#1 - Jumat, 28 Oktober 2016 naik kereta dari kota Yue Yang menuju Changsha, dari stasiun Changsha menuju Zhangjiajie langsung. 

Kalau mau ke Zhangjiajie langsung aja naik kereta dari Changsha, biayanya 187,5 yuan. Kurang lebih 400rb rupiah.  

Aku sampai di stasiun Zhangjiae hari sabtunya pukul 4 pagi. Keluar pintu gerbang, banyak calo menawarkan hotel, tur dan tumpangan mobil. ada yang menawarkan tumpangan, cuma mahal. Aku dan temanku keluar gerbang sedikit, ada seorang Ibu menawarkan tumpangan mobil dengan harga 50yuan berdua. Mereka adalah pasangan suami istri. Agak susah bagiku menilai orang tulus dan tidak di tempat pariwisata begini, namun aku rasa mereka orang baik.
Mereka mengantar kami ke tempat tur.  Sepanjang jalan itu adalah tempat tur. Kami memilih tur yang tiba-tiba petugasnya keluar menyambut kami. Entah dia tahu dari mana kedatangan kami. Apakah mungkin ada CCTV di luar tokonya. Karena semenit sebelumnya tempat sebesar 5x6 itu kosong (terlihat dari luar kaca). Kami mulai bertanya untuk perjalanan tur Zhangjiajie ini. Dia menjelaskan dari hulu ke hilir sampai muncrat-muncrat, dan karena dia sedang flu aku melihat dia bersin sampai ingusnya pun keluar.

Dari pembicaraan panjang itu keluar angka 2.200 yuan per orang untuk perjalanan selama 3 hari 2 malam. Sudah termasuk sarapan, makan siang sampai malam; tempat penginapan dan perjalanan ke Boliqiao (Jembatan kaca).  Kami tawar sampai 1.000 yuan, dan berhasil. Lalu dia membiarkan kami di tempatnya itu untuk istirahat selama beberapa jam sampai jam 8 pagi nanti akan ada orang dari travelnya menelpon dan menjemput. Kantor itu seperti kamar hotel yang dirubah menjadi kantor. Di sofa ada bantal dan selimut tebal.


Kantor travel untuk Zhangjiajie

Aku bersih-bersih dan melakukan ritual pagi di toilet nya. Toiletnya agak kotor, tapi apa boleh buat. Setelah itu kami tidur dulu sampai matahari muncul nanti. Bangun jam 6.30 untuk sarapan dekat sana. Makan mie lagi hehe..setelah itu menunggu dengan cemas orang dari tur menelpon. Tidak ada yang menelpon sampai jam 8.30. Kami sudah agak panic. Aku keluar melalui pintu belakang kantor itu. Ternyata aku tiba di lorong sebuah hotel. Jadi dari belakang itu adalah kamar hotel, dari depan pintunya kaca, dan langsung menghadap jalanan. Benar-benar efektif.

Setelah bertanya-tanya melalui telpon, kami baru mendapat kepastian siapa nama orang yang menjemput kami dan dijemput dimananya. Sungguh aneh, orang yang tadi subuh melayani kami sudah tidak tahu kemana.      Kami dilayani seorang pemuda sebagai tour leader. Kami naik mobil van untuk dipindahkan ke bis yang rame-rame. Dalam 1 group kami ada sekitar 10 pasang orang. Rata-rata suami istri, dan ada juga  yang sedang bulan madu, tapi ada juga yang sendirian. Masing-masing kami membayar tur yang sama dengan harga yang berbeda-beda. Wanita yang sendirian membayar harga 2.200 yuan. Sepasang suami istri yang sudah agak tua membayar 600yuan. Ada juga yang bayarannya sama seperti kami. Kami tahu harga masing-masing mereka karena tiba-tiba kami saling bersatu padu bertanya. Kami kena tipu tour leader. Dia suruh kami bayar 650yuan lagi untuk naik lift tertinggi sedunia, dan cable car, serta menonton pertunjukkan di malamnya. Padahal kami tak ingin nonton pertunjukkan, tapi tetap dipaksa. Setelah bayar, kenyataannya tidak seperti yang tour leader katakan. Pernyataannya bilang dengan harga segitu, kami bisa naik dan turun dengan cable car, dan lift, tapi kami hanya naik 1x dengan lift, dan turun dengan cable car. Bayarannya jadi mahal. Rugi sekitar 200 yuan per orang. Semua orang protes, tapi tour leadernya menghilang setelah menurunkan kami di objek wisatanya. Selesai begitu saja. Kami hanya bisa saling mendumel dan mengomel sesama korban. Menuntut pun tidak ada gunanya. Terlalu banyak pemikiran yang membuat kami juga mengurungkan niat menuntun. Sementara aku dan temanku bisa saja menuntut, hanya saja kalau punya masalah dengan pemerintahan China, kami bisa jadi repot. Kami butuh tinggal beberapa hari lagi disana. Jadi ya sudahlah.

Apa yang kami lihat di hari pertama ini di Zhangjiajie? Lanjut ke artikel berikutnya…..



Petugas kebersihan di Stasiun Changsha

Kejadiannya di Stasiun kereta Changsha, China menuju Zhangjiajie.

Aku sedang menunggu temanku membeli tiket dengan 1 koper besar, 1 koper cabin, 1 kardus kecil isi mainan mobil-mobilan Transformer, 1 tas backpack punya temanku dan 1 tas backpack punyaku.

Semua dikumpulkan di tiang tembok dekat pintu masuk. Aku berdiri melihat dan berjaga-jaga. Temanku masih ngantri. Tak lama kemudian seorang petugas kebersihan mengeluarkan sapu ijuk ala china dari sebuah ember biru dekatnya. Dia mengepret-ngepret lantai. Kepretannya dengan kencang mengenai tasku. Tanpa tedeng aling-aling bambu, dia terus mengepret-ngepret air untuk ngepel ke lantai. Tak peduli dekat situ ada siapa dan ada tas siapa. Aku diam saja.

Lalu secepat kilat dia mengeluarkan lap pel nya. Dia menyeret pel tersebut dengan rapi dari ujung depan ke ujung belakang. Dari ujung dimana orang ngantri ke ujung dekat pintu depan.

Ketika sampai dekat tempatku dia berteriak, “Hey Cewe! Singkirkan semua tas itu!” aku kaget, lalu segera bergeser dekat pintu lainnya. Kali ini aku bawa tas-tas itu keluar pintu sedikit. Aku melihatnya mengepel. Setiap orang antri disuruh minggir. Pokoknya bagian setiap lantai tidak boleh ada yang lewat. Mau ada yang taro barangnya, atau ada orang berdiri semua harus minggir.

Bapak petugas kebersihan tidak sendiri, dia bersama petugas wanita. Petugas wanita ini sama saja perlakuannya. Siapa saja disingkirkan, namun yang ini lebih sopan. Dia bisa bilang sorry, tolong minggir!

Kalau Bapak ini usirannya seolah-olah orang – orang itu menginjak jubahnya. Nah ketika si petugas wanita ini mau ngepel di bagian dekatku, ada seorang Ibu jongkok sedang menganti popok anaknya. Ibu tukang pel ini menunggu. Dia tidak mau melewatkan lantai yang harus di pel nya. Dia menyuruh Ibu itu pindah. Ibu ini pindah begeser ke kiri. Si petugas wanita tukang pel melanjutkan tugasnya.

Ketika masuk ke bagian kiri, si petugas wanita tukang pel ini kembali menemukan masalah yang sama. Si Ibu yang sedang mengganti popok anaknya ini belum selesai. Lalu dia masih menunggu lagi. Sampai Ibu yang punya anak ini pindah 3 kali. Aku melihatnya menunggu kurang lebih 5 menit, sampai akhirnya dia tidak sabar dan melewatkan bagian itu.



Tasku basah akibat kepretan air pel petugas kebersihan

Begini nih ditungguin, ini uda geser yang ke-3

Thursday 27 October 2016

Kereta antar Kota di China

Berkelana naik kereta semalaman itu sungguh seru. Seru kalau bisa tidur di ranjang seperti bermalam di hotel. Perjalanan kereta dari kota ke kota di negara China ini menurutku sangat nyaman. Kalau perjalanan yang ditempuh 11 – 17 jam, aku memilih naik kereta dengan kelas hard sleeper. Ada juga yang soft sleeper. Bedanya kalau hard sleeper, ranjangnya bertumpuk 3 dan setiap ruang tidak ada pintu, hanya sekat saja antara ranjang yang satu ke ranjang yang lainnya. Namun setiap 1 ruang ada 2 tumpukan 3 ranjang.

Ada toilet untuk buang air besar dan kecil. Ada pula wastafel. Tidak ada kamar mandi untuk mandi. Mau masak mie instant tinggal seduh air panas, ada air panasnya di setiap gerbong. Kalau lapar tinggal beli makanan pada petugas yang setiap beberapa menit jalan membawa makanan. Ada buah. Makanan kecil. Minuman. Makan pagi, siang, malam yang disesuaikan. Mau makan ada mejanya, kita tinggal ke gerbong restoran. Lengkap.

Tidur dari jam 9 malam, bangun jam 7 pagi rasanya sempurna. Kaki bisa selonjoran semuanya, tanpa nekuk-nekuk. Setiap ranjang ada bantal dan selimutnya. Gak akan terasa deh perjalanan berjam-jam. Kalau ranjang bawah lebih nyaman daripada ranjang posisi tengah dan atas. Ranjang bawah harganya lebih mahal. Orang masih bisa duduk disini. Ranjang tengah bisa juga sih duduk, cuma kaki gak bisa kebawah. Yang paling tidak enak adalah ranjang posisi atas, tidak bisa duduk sama sekali. Kita hanya bisa merunduk. Jadi kalau sudah mau tidur, baru ke ranjang atas.

Namun dari semua itu hal yang paling tidak aku sukai adalah, orang-orang bisa merokok di gerbong kereta. Di halaman wastafel dan toilet. Ada tulisan dilarang merokok pun tidak mempan. Petugas kereta pun merokok. Bagi orang-orang China ini, toilet berarti tempat untuk merokok. Jadi kalau tempat tidurnya beberapa jarak dari toilet, siap-siap merasakan bau asap rokok. Aku mengalaminya ketika perjalanan dari Zhangjiajie ke Yiwu (dari jam 7 malam sampai 11.30 pagi keesokan harinya). Aku tidur jam 10 malam. Jam 10.30 lampu kereta dimatikan. Jam 12 mulailah tercium bau asap rokok. Jam 3 pagi juga begitu. Begitu selanjutnya sampai jam 9 pagi paling parah. Baunya mulai menyebar keseluruh ruangan. Mau tidur, mau makan, mau apapun tetap tercium bau asap rokok merebak dimana-mana. Kezel!

Orang-orang sini tidak bisa menegur orang yang merokok. Entah kenapa. Padahal mereka adalah orang-orang yang galak. Tapi kalau urusan merokok, mereka hanya bisa mengosok-gosok hidung, tidak setuju dengan asap rokok, merasa kebauan, menyingkir dari tempatnya, lalu tidak berbuat apa-apa untuk menghentikannya. 

Ini Hard Sleeper

Bukan promosi Mie, tapi makan mie instan di kereta itu nikmat sekali 

Stasiun kereta, ada bapak sedang merokok di depan tulisan dilarang merokok

Sunday 23 October 2016

Petualangan WudangShan China

Wudangshan (武当山Danjiangkou City, Shiyan City, Provinsi Hubei 
Hari#2  

Inilah saat yang ditunggu-tunggu. Kami mengunjungi objek wisata WudangShan (Gunung Wudang). WudangShan ini dinobatkan sebagai kekayan alam dunia yang perlu dilestarikan loh dari UNESCO.

Kalau Zhangjiajie zaman dulu disebut gunung perompak, gunung Wudang mendapat julukan gunung pendekar.  Sebuah tempat dimana para pesilat hidup, bertapa, dan menjalani ajaran Tao mencari kedamaian dan kepuasan hidup. 

Rencananya, aku mau melewati semua titik-titik keindahan pemandangan yang disyuting dalam film Karate Kids – Jackie Chan. Namun untuk pergi ke beberapa titik itu tidak mudah. Waktu dan cuaca menjadi penghalang perjalananku. Tiket masuk bisa dipakai 2 hari, tapi tidak bisa kumaksimalkan karena besoknya lagi aku harus balik ke GuangZhou.

Perjalanan ke setiap titik sudah disediakan bis gratis. Beberapa titik tempat bisa kita nikmati dengan gratis. Namun ada juga beberapa tempat yang bayar. Contohnya Jīn diàn (金殿)atau Golden Summit.  Per orang kena 15 Yuan kalau gak salah ingat. Ada juga tandu yang diangkut oleh 2 orang depan belakang. Yang duduk diatas 1 orang. 

Perjalanan pertama dimulai dari Taizi po (太子坡).  Tempat ini memiliki jalan utama yang indah dengan materi-materi jalanannya, dan struktur arsitektur bangunannya. Dulu tempat ini tempat belajar anaknya tertua kaisar jaman dinasti Ming dalam mendalami ilmu Tao. Demi mencari tujuan hidup, mencapai kedamaian sejati, dan mencapai nirwana. Disini aku juga bisa melihat tempat belajar kaisar yang letaknya diatas gunung. Pemandangan dari tempat belajar ini sungguh indah, tenang, dan memberi kedamaian tersendiri.  Sepandangan mata terdapat lereng-lereng, bukit-bukti hijau menghadap. Udaranya juga segar. Tiba-tiba aku juga menemukan jalan kedamaianku dan menemukan tujuan hidup.

Selanjutnya menuju 紫霄宫), Taihe Palace (太和宫), dan Jīn diàn (金殿) atau The Golden Summit.

Proses perjalanan di gunung Wudang ini tidak mudah. Saat kami berpetualang cuaca sedang hujan. Hujan besar, kadang gerimis. Jadi agak merepotkan dengan aksi buka tutup payung ditambah menggunakan jas hujan. Perjalanan naik turun gunung. Cuma jangan dibayangkan dengan jalanan berbatu atau berpasir, karena jalanannya berbentuk tangga-tangga batu.  Jadi sebaiknya pakai sepatu sport yang nyaman.


Yang seru pas naik ke puncak Tianzhu Peak (
天柱峰) mengarah ke Golden Palace, angin kencang menerjang. Mending naiknya mudah, tangganya terjal dan disitu orang ramai berbondong-bondong naik. Hawanya dingin kayak di musim dingin. Luar biasa petualangan kali ini.  

Uda sampai tempat yang dituju, menikmati sebentar, foto-foto. Selesai. Itupun fotonya susah, karena harus berjuang dan mengantri dengan wisatawan lainnya. 


Berlatih kungfu di depan Zixiao Palace

Tandu modern
Zixiao Palace

Zixiao Palace

Taizi po


Taizi po
Naik ke puncak gunung

Jin dian (fotonya susah, banyak orang dan cuaca gak bagus)