Tuesday, 13 October 2015

#4 Mampir Sejenak ke Danau Ranamese arah Kota Ruteng

Hari #4 Perjalanan Bajawa - Ruteng (Selasa, 13 Oktober 2015)

Buka mata di rumah Opa Yuthi, bersyukur karena pagi telah tiba. Saya tidak bisa tidur, semalam berharap matahari cepat datang menjemput :D.
Aku, Cupe dan Yuthi jalan kaki menuju garis pantai diujung kampung Wae Bela ini. Ada gua namanya Lolaeloga. Tempatnya banyak batu-batu. Melihat pantai sambil duduk diatas batu besar melewati gua Lolaeloga sungguh membuat perasaan damai dan tenang. Saya tidak bawa kamera, jadi tidak bisa foto deh..:D

Kami sarapan dengan nasi, telur dadar bentuk segiempat, dan sambal tomat (enak sekali sambalnya). Setelah sarapan, siap-siap, kami jalan lagi menuju Ruteng. Kalau teman-teman ada waktu, sebaiknya juga kunjungi Wae Rebo karena dari Ruteng ke Wae Rebo kira-kira 4 jam lagi. Saya tidak berhasil kesana, karena waktunya amat mepet.

Saya dan Yuthi berpisah di jalan, karena dia tidak dapat cuti tambahan untuk bisa lanjut bersama kami ke Ruteng dan Lab. Bajo. Dia harus balik ke Bajawa, ke Mbai. Saya dan Cupe beserta teman lain mengantarkannya. Dia naik mobil yang sedang ada bule jalan-jalan, dan kebetulan mau ke Bajawa arahnya. Jadi sekalian.
Terimakasih Yuthi! Tak henti-hentinya saya bersyukur punya sahabat seperti dia. Dia seorang sahabat yang baik, penuh perhatian dan matanya sangat penuh simpati dan empati ketika mendengar orang bercerita. 

Ruteng adalah kota singgah sebelum ke Laboan Bajo. Disini kita bisa istirahat dulu.
Tidak ada yang bisa dilihat kecuali Ranamese Lake. Itu juga sudah  jam 4 sore, jadi om Achmad menyarankan tidak usah masuk untuk jalan melintasi sekeliling danau itu. Kami hanya mengintip dari atas. Yuthi bilang, “danau itu angker, jadi sebelum sampai tengah kota Ruteng, mampirlah kesitu lihat”.

Saya melihat dari atas, tampak warna air danau hijau kebiruan. Sangat sepi, tenang, anginnya sepoi-sepoi. Kalau Yuthi tidak bilang angker, mungkin saya tidak akan kepikiran hal aneh-aneh disana. Dari atas danau banyak tanaman hijau, pohon-pohon. Saya jadi kepikiran ada binatang aneh ditengah-tengah danau.

Danau Ranamese dari atas
 Setelah selesai lihat-lihat dan foto, supir Om Achmad bercerita kalau disana ada bidadarinya. Bidadari-bidadari disitu pernah menyeret seorang supir teman Om Achmad. Banyak cerita horror lainnya di sekitar daerah situ.

Sebelum tiba di hotel, om Achmad mengajak kami naik ke bukit untuk lihat Sunset. Di bukit itu terdapat kuburan orang Kristen dan Katolik, bahkan ada gua maria untuk berdoa.
Gua maria - Ruteng
Documentation by Jusuf A


Akhirnya tibalah kami di tengah kota Ruteng. Kota Ruteng seperti kota-kota pada umumnya, seperti Garut. kanan kiri jalan masih terlihat sawah. Sebelum sampai hotel, kami beli minum dulu di Mini market. Disini sejuk. Kami bermalam di hotel FX7. Di hotel ini, supir punya tempat tidur sendiri yang disediakan hotel. Pelayannya sangat ramah. Harga per kamar per malam Rp 300,000. Kalau mau pesan makan, sebaiknya dilakukan sebelum mandi, karena makanan yang akan keluar lamaaaa sekali. Air panaspun keluarnya 1 jam setelah kami check in. dan setelah 15 menit mandi, tak lama kemudian air dingin yang meluncur keluar. Kalau 1 kamar ada  2 orang, yang akan kena sialnya adalah orang yang mandi belakangan..haha…
1 lagi, jangan pesan makanan banyak-banyak, karena 1 piring bisa buat 2 orang kalau mau irit. Makanannya tergolong standar harganya Rp 30rb an. Pesan aja sayur, nasi dan mie atau bihun goreng buat 3 - 4 orang. :D
Restorannya berada di lantai 3 dengan naik tangga putar.  

No comments:

Post a Comment