Hari #6 LI JIANG
(Lijiang, Yunnan, China - Hari#2 bag.3)
Poin ketiga dari perjalanan di hari ke-2 Lijiang adalah Tiger Leaping Gorge (Hutiaoxia Zhen).
Perjalanan ditempuh dengan
berjalan kaki sejauh kira-kira 2km untuk melihat patung tiger. Disini tidak hanya bisa jalan kaki, tapi juga ada rickshaw (becak yang ditarik oleh orang). Naik rickshaw bayar sekitar 20RMB. Karena kami pelit dan ingin menikmati pemandangan pelan-pelan, maka kami memilih jalan kaki.
|
Rickshaw yang siap mengantarkan |
Depan kami terdapat pemandangan gunung Yulong, bawahnya adalah terusan sungai Yangtze. Sisi sungai terdapat tebing-tebing. Kami melewati tebing arah sebrangnya.
Kota Lijiang ini unik, dijepit Gunung Salju HaBa dan Yulong.
Kami bisa melihat gunung salju abadi depan mata kami, menjulang tinggi beberapa
kilometer dari tempat kami berdiri. Banyak pendaki mendaki di gunung tersebut.
Tapi udara kota ini di bulan Mei panas sekali.
|
Pemandangan dari tebing tiger leaping gorge |
Jalan di pinggir tebing hanya dibatasi oleh pagar pembatas tebing. Jadi harus hati-hati. Tak lama berjalan, kami harus melintasi gua batu. Gua batu ini sejuk. Tidak gelap, karena ada lampu.
Perjalanan keluar masuk gua batu ini mungkin sampai 3 kali. Setelah ujung, kami baru bisa melihat dari kejauhan batu tiger di sisi kanan penglihatan kami disertai arus deras sungai.
Terus terang ini biasa saja. Pemandangan arus deras sungai warna coklat dilengkapi oleh sebuah batu pahatan berbentuk tiger atau macan. Sementara dari seberang ada tempat seperti balkon yang bisa melihat batu tiger dari jarak lumayan dekat. Ditempat itu banyak orang berkerumunun untuk foto tepat depan batu Tiger.
Kami tidak tahu ternyata ada 2 tempat untuk bisa melihat batu tiger tersebut. Dari samping dan dari depan. Mungkin lihat dari depan biayanya beda. Rute perjalanannya pun beda. Dari tempat kami berdiri, masih ada jalan menuju ke bawah. Dimana kita bisa melihat sungai dari dekat.
Aku dan teman-teman memutuskan tidak melanjutkan perjalanan sampai bawah. Kami cukup puas memandang dari atas. Duduk di dalam gua bersama keluarga yang ikut tour dengan kami.
Melihat tebing-tebing terhampar di depan kami, dan sungai dibawahnya, kita bisa tahu kalau jarak tertinggi dari ngarai ke puncak tertinggi gunung adalah hingga 4,000 meter. Ceritanya dulu ada macan diburu pemburu. Macan dan pemburu itu saling kejar-kejaran. Sang macan berlari dan mendapati tidak ada jalan lagi, karena dibawahnya terdapat arus sungai yang sangat deras. Dengan perjuangannya, sang macan melompati sungai yang lebarnya 25 meter itu. Dia tahu itu adalah titik jarak terpendek untuk bisa sampai ke sebrang sungai. Maka begitulah legenda sang macan, yang dinamakan Tiger Leaping Gorge.
|
Awal masuk gua batu |
|
Dalam gua batu |
|
Rickshaw menarik masuk sampai dalam gua |
|
Ini pemandangan dari atas kami, melihat batu Tiger disebelah kanan. |
|
Keliatan gak Tiger nya? |
Setelah jalan-jalan ke semua itu, mini bis
CCT mengantar kami ke depan hotel. Di hotel, kami ngobrol-ngobrol dengan
pemilik hotelnya, seorang om yang murah senyum dan sangat ramah. Dia mengajak
kami duduk. Pelayannya ingin menjamu kami dengan teh. Kami duduk-duduk dan
temanku memberi uang Indonesia. Pelayan hotelnya senang dengan uang Indonesia,
padahal nilainya Rp 10,000. Tak lama kemudian si pemilik hotelnya mau juga uang
Indonesia. Dia mau menukarnya dengan RMB. Ya sudah terjadilah transaksi
penukaran uang. Kami menerima uang RMB, si bos hotel menerima mata uang
Indonesia. Dia sangat suka sekali dengan uang nya Indonesia. Bagi mereka
mungkin mata uang kita unik banyak angka Nol nya.
No comments:
Post a Comment