Hari #5 LI JIANG
(Lijiang, Yunnan, China - Hari#1 bag.1)
Setelah trek kuda 1,5 jam, dan perjalanan dilanjutkan lagi. Kami masuk ke dalam sebuah rumah penduduk. Tiba-tiba feelingku merasa nggak enak.
Benar saja..kami ditawari minum teh. Bukan teh biasa..si pelayan memberi presentasi untuk kami bertiga. Kami dibawa masuk ke ruangan, dan dia mulai bicara, “Saya disini untuk menjelaskan teh dan kebudayaan suku NAXI, itu sudah menjadi tugas saya. Kalau tidak mau beli tidak apa-apa, tapi ijinkan saya mempresentasikannya dulu sama kalian semua untuk di dengar.”
Kami duduk santai dan menerima secangkir demi secangkir teh. Dari teh yang bermanfaat untuk sakit tenggorokan, sakit sembelit, tidak enak badan, dan lain-lain. Basic teh nya adalah Pu’er. Yunnan terkenal dengan teh Pu’er. Teh Pu’er yang semakin lama disimpan (mengalami fermentasi) akan seperti anggur, manfaat untuk kesehatannya akan semakin besar. Mereka menamakannya Shu cha. Bau teh nya menurutku agak tengik. Biasanya teh Pu’er yang bagus itu yang lebih dari 5 tahun. Sementara teh Pu’er yang biasa kita minum namanya Shengcha.
Aku pikir minum teh tidak baik untuk sakit maag atau masalah pencernaan, tapi pelayannya menjelaskan minum teh baik manfaatnya untuk sakit maag, asal tahu kapan minumnya, pada musim apa, dan tidak berlebihan. Hasil akhir kami keluar membawa sekantong paket teh.
Aku paling tidak tahan mendengar teh. Ya sudahlah…
Tawaran Teh dibungkus oleh jamuan teh
|
Presentasi teh selesai, kami menuju objek wisata terakhir, LASHI LAKE. Jadi uang 1,080RMB tadi mengantar kami sampai ke LASHI LAKE.
Tapi buat teman-teman yang baca blog ku ini, kalau mau wisata kesini, mending pakai tour agent local yang dibeli di kota. Harganya sekitar 80RMB. Tapi jangan salahkan tour agent nya kalau kalian dibawa ke tempat-tempat belanja. Gak papa juga sih, sekalian mengenal budaya dan barang china di satu daerah itu apa. Asal bisa tahan diri untuk tidak membeli barang tidak penting dan tidak berguna dengan uang yang mahal saja :D.
Kami bertiga naik perahu bersama tukang perahu mengelilingi danau ini. Danau ini banyak sekali rumput air. Dekat situ ada eceng gondok juga, dimana ada nelayan memancing. Pemandangan sekeliling kami adalah gunung dan sawah. Ditengah –tengah danau, si tukang perahu akan menggoyang-goyang kapalnya. Kami pikir itu ada arti apa gitu, eh ternyata itu hanya untuk iseng…penyambutan bagi tamu yang mengunjungi desanya dan memandangi pemandangan indah tempatnya.
Selesai dari sana kami kembali ke taxi di tempat parkir dan total yang harus kami bayar 80RMB. Supir taxinya baik banget. Tadinya jam 4 dia harus jemput anaknya di sekolah, tapi karena harus menunggu kami dari jam 2 tadi, dia merelakan anaknya dijemput oleh saudaranya. Kami balik lagi ke kota. Ada seorang wanita suku asli NAXI yang menumpang di taxi kami. Dia bercerita banyak tentang sukunya. Dia hendak turun di tengah-tengah perjalanan kami. Banyak hal yang dia beritahu, seperti makanannya, tempat wisata yang seru, orang-orangnya, dan lain sebagainya.
Kami diantar oleh supir taxi menuju ALEJIU. Tempat makan ini terkenal. Kami makan dulu disitu, baru kemudian jalan kaki menuju kota tua LIJIANG. Sebelum sampai kota tua, kami pergi ke tour agent dulu untuk tanya-tanya seputar wisata ke Tiger Leaping Gorge (Hutiaoxia Zhen). Kami dapat harga 150RMB menggunakan jasa tour CCT (China Comfort Travel). Aku rekomen banget tour agent ini. Mereka professional, bahkan menggunakan surat kontrak untuk bawa kami jalan-jalan. Mereka juga berjanji tidak membawa kami ke tempat-tempat perbelanjaan. Menurutku harganya murah, karena kalau dibandingkan dengan tour lainnya, untuk jalan-jalan ke Tiger Leaping Gorge dan sekitarnya minimum 200RMB.
Tadinya reseptionis tour, seorang pria berbadan agak gemuk dan mukanya agak chubby itu tidak mau menerima kami karena kami bukan penduduk China asli. Tapi setelah memelas, mereka mau juga menerima kami menggunakan ID Passport. Untunglah dia baik sekali.
Kami akan jalan-jalan mulai besok pagi jam 8. Dia akan menghubungi kami untuk memberitahu dimana tempat kami menunggu. Sayangnya tak ada satupun dari kami yang punya no HP China. Jadi dia akan kontak tempat hotel tempat kami menginap.
Kota Tua Li Jiang
Kota tua LIJIANG tak beda jauh dengan kota tua DALI. Banyak makanannya. Banyak yang jual alat music yang sama, lagu-lagu diputar juga sama. Banyak toko-toko souvenir, dan ada satu jalanan isinya diskotik ala china kuno. Disitu banyak bule nya.
Pemandangan Kota Tua Lijiang di malam hari |
memang kalau bukan penduduk china ngga blh ikut tour nya?btw nice photo shoots
ReplyDeletememang kalau bukan penduduk china ngga blh ikut tour nya?btw nice photo shoots
ReplyDelete