Thursday, 19 May 2016

CHAMAGUDAO - LIJIANG - YUNNAN

Hari #5 DA LI – LI JIANG 
(Lijiang, Yunnan, China - Hari#1)

Pagi ini kami sudah bersemangat berkemas-kemas dan merapikan segala barang. Hari ini dari kota DALI kami akan menuju kota LIJIANG.
Naik bis dengan harga 85RMB/orang. kami pesan bisnya dari sebuah agen tour local China. Sebelum berangkat aku dan teman-teman sempat sarapan dulu. Sarapan kali ini sangat sederhana, hanya sepiring telur dadar. Tapi ini bukan telur dadar biasa, karena isinya bukan pakai bawang merah atau sosis atau jamur, tomat, dan lain-lain. Telur ini menggunakan bunga mawar sebagai isinya. Bunga mawar menjadi makanan khas Yunnan. Bunganya wangi dan digunakan untuk berbagai macam bentuk olahan makanan. Rasanya seperti telur pada umumnya, rasa mawarnya juga tawar. Harganya 28RMB.

Telur isi mawar


Bahan mentah Mawar nya untuk Telur
Aku juga sempat jalan-jalan dulu di sekitar toko sana untuk beli sepatu yang lucu seharga 40RMB (setelah nawar).
Kami diantar mini van menuju bis di pinggir jalan. Disitu ada beberapa orang lainnya dari agen tour berbeda-beda menunggu bis yang sama.
Orang tournya sangat ramah dan membantu. Dia bilang tasnya jangan dibawa sendiri, nanti biarin orang bis nya yang angkut masuk bis. Kami menurut saja. Kami masuk bis dan duduk paling belakang. Kenapa aku suka duduk paling belakang? Karena kalau tidak dapat di depan, ya belakang saja. Kata supir di DongChuan, duduk di bis itu paling nyaman kalau gak di depan ya di belakang. Di tengah itu anginnya kurang bagus. Aku sih percaya aja. :D

Perjalanan ke kota Lijiang dari Dali sekitar 2 jam. Tidak lama, sampai akhirnya kami sampai di terminal dan menemukan taxi. Temanku ngobrol-ngobrol dengan supir taxi nya apa yang menarik di Lijiang dan lain sebagainya. Singkat kata, dia bersedia menemani kami menuju  chamagudao (茶马古道). Objek wisata di Chamagudao adalah mengenal budaya penduduk setempat, “suku NAXI” (baca: nazi). Kendaraan sehari-hari suku ini adalah kuda. Aku suka sekali berkuda. Di Chamagudao kita bisa mengenal jalan sutra, dimana dulu perdagangan China dengan Nepal, Tibet, dan daerah-daerah dekat sana melalui jalan ini dan dengan berkuda. Jadi kudanya digunakan untuk membawa barang, sementara orangnya jalan kaki. Makanya kuda-kudanya jalannya pelan dan pendek-pendek ukurannya.

Kami diantar dulu ke hotel gu dao yan yu inn (古道烟雨客栈)per malam nya 78RMB. Kami bayar taxi nya 15RMB. Cukup murah. Dia menunggu kami check in dulu. Ada seorang wanita menunggu kami dekat dengan taxi. Wanita itu adalah pekerja hotel tempat kami nginap. Dia ingin menunjukkan jalan ke hotelnya. Tadi kan kami telpon dulu, karena kami tidak tahu hotelnya dimana. Dia sangat ramah dan baik sekali. Senyumnya manis sekali dan tulus. Dia membawakan tasku dan naik ke atas. Ada jalan yang harus didaki dulu melalui tangga, dan itu lumayan tinggi. Sepertinya 50 meter lebih. Naiknya aja udah setengah mati rasanya. Buru-buru check in dengan berbasa-basi karena konsepnya hostel. Orang-orangnya ramah. Mereka mengajak kami ngobrol. 1 kamar besarnya ada 2 ranjang double bed.
Setelah selesai siap-siap, kami langsung menuju kembali ke bawah , tempat taxi nya menunggu. Supir taxi mengantar kami ke chamagudao. Di sana kami melalui jalanan kota lama lijiang. Jalanannya biasa saja, dan sedang banyak pembangunan. Ini seperti jalan ke puncak, tapi di daerah jawa gitu, kalau di Indonesia.

Sampai chamagudao kami terkejut setelah tau untuk naik kuda trek terdekatnya harganya 600an RMB, kami ngambil yang medium dengan harga 1,080RMB. WOW ya! Jumlah yang sangat besar untuk wisata berkuda disini. Sebenarnya kita bisa dapat harga lebih murah kalau beli melalui internet atau melalui agen tour, tapi kita tidak ada pilihan karena sudah sampai. Dan ok lah kami setuju dan tidak bisa ditawar, karena di paket tour nya kita tidak akan digiring untuk belanja, katanya. 

Jalan naik kuda disini sungguh pelan. Pelan-pelan kami melewati gunung, sawah, jalanan kecil, dan rumah – rumah penduduk suku NAXI. Sambil jalan sambil dijelaskan oleh penuntun kuda kami, seorang Ibu. Tentu saja aku tidak mengerti apa yang dia katakan, kalau sudah cerita sejarah. Yang jelas dulu tempat ini pernah dijajah oleh suku mongol. Makanya budaya berkuda itu masuk dalam kehidupan mereka. Mereka juga menilai pria yang tampan adalah pria dengan wajah bulat, perut bulat, dan pantat bulat. Kalau dapat pria seperti itu, kehidupan sejahtera selalu melingkupi.



jalanan kota Lijiang dekat hotel gu dao yan yu inn
Peta perjalanan jalur kuda di Chamagudao

Pemandangan awal perjalanan ke jalur sutra

Pemandangan kuda-kuda

Daerah kuda yang kami lewati

Daerah kuda yang kami lewati

Jalur kuda perdagangan




No comments:

Post a Comment