Saturday, 7 September 2013

Cari Internet buat Nginep di Koln, Jerman

Masih hari pertama datang ke Negri Eropa. 

Dari airport di Frankfurt kami menuju koln, Jerman. Bahasa kerennya Cologne, Germany.  Keretanya nyaman dan bisa melihat pemandangan indah.


Perjalanan ke Koln membutuhkan waktu sekitar 3 jam dari Frankfurt. Kami melewati berbagai stasiun. Tidak ada pemeriksaan passport. Dalam perjalanan itu tempat duduknya masih banyak yang kosong. Aku duduk di sebrang kanan Feifei, biar barang kami bisa duduk di bangku sebelahnya Fei fei. Aku duduk sendiri memandang pemandangan kota Jerman dari jendela kananku. Tidur. Bangun. Tidur. Bangun. Tiba-tiba disebelahku sudah ada pria muda duduk. Lumayan ganteng. Kesempatan untuk menghindari kesuntukan di kereta aku mengajaknya ngobrol. Hal pertama yang kulakukan adalah meminta tolong padanya mengambilkan botol minum disamping tempat duduknya, yaitu disebelah Feifei. Untungnya Feifei tidur, jadi kan bisa pura-pura minta tolong padanya begitu. :D

Dengan senang hati dia mengambilkannya. Aku berterimakasih. Kami berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris. Dia orang yang ramah dan kami ngobrol. Bahasa Inggrisnya memang masih kurang bagus, tapi dia berusaha dan senang mengobrol denganku. Dia seorang pemuda asal Auxemburg.
Aku melihat snacknya ada tulisan GRATIS. Kok sama kayak bahasa Indonesia. Mungkin bahasa German atau Belandanya Gratis sama dengan bahasa Indo - Gratis.

Sampai di koln kami merubah rencana tempat menginap. Yang rencananya menginap di rumah “teman” baru (kenal) yang asalnya dari Internet, menjadi tidak tahu mau nginap dimana. Karena rumah "teman" baru itu jauh dari kota. Karena tak dekat dengan tujuan wisata kami yang hanya 1 hari 1 malam, maka kami putuskan mencari tempat penginapan lainnya. Dengan Mendadak. Bukan pendekar kalau tidak dadakan dalam merencanakan sesuatu. 

Kami berjalan bolak balik mencari hostel dekat-dekat stasiun. Semuanya full dengan harga yang paling murah 130€ an (sekitar Rp 2jt). 
Jalan sana sini belum ketemu sudah dikasih hujan dan gerimis bergantian. Tidak bawa payung pula. Dekat stasiun banyak tempat jual souvenir payung sih. Masa mesti beli dengan harga 13€. (Ingat mesti irit!) Ternyata Penjualnya adalah orang asli Cina. Dia mengajak kami melihat-lihat menggunakan bahasa mandarin. Mungkin dikiranya kami orang Cina. 

Belum ketemu internet, lebih baik kami jalan-jalan lagi disekitar stasiun. Dekat stasiun ada gereja katedral tua. Sana sini kuping tiba-tiba terasa panas karena bahasa yang terdengar adalah bahasa mandarin. 

Banyak turis dari Cina disini. Pantas saja tempat souvenir tadi juga orang asli Cina sana. 

Lanjut mencari internet untuk tempat nginap. Susah online. Tidak ada free hotspot. Ada Starbucks dekat stasiun. Saking perlunya dengan internet, aku berpikir harus masuk dan beli 1 gelas minuman gitu untuk mendapat free wifi. Hmm pikir-pikir lagi. Kan mau hemat, masa sampai di German minum di Starbucks, deket stasiun lagi. Aku berdiri didepannya saja, coba-coba free wifi nya. Eh berhasil. Mari kita cari hostel! Gak perlu bayar kopi :D
Fei fei jago surfing web. Kami dapat tempat menginap semalam melalui https://www.airbnb.com. Sudah biasa di Eropa, dimana turis kere kayak kami bisa menginap di rumah orang dengan harga murah atau bahkan gratis. Jadi pemilik rumah sudah memberikan tempatnya sebagai tumpangan kepada turis asing untuk menginap di rumahnya atau apartemennya. Ada yang berbayar ada juga yang berbaik hati dengan memberikan gratis. (biasanya sih apartemen ya). Yang kami dapatkan di link tersebut adalah berbayar dengan harga 55€ untuk 2 orang.

Perjuangan kesananya donk yg seru. Hujan, dingin. Sampai sana bingung yang mana apartemennya. Karena patokan kami hanyalah sebuah alamat yang entah bagaimana caranya bisa sampai sana. :D

Kami meneduh dibawah atap gedung. Ada seorang pria naik sepeda melewati kami. Aku mengejarnya, menanyakan jalan. Dengan baik hati dia memberitahu kami alamatnya melalui Hapenya untuk buka internet, karena dia sendiri juga tidak tahu tempatnya. 

Kami tinggal di apartemen seorang wanita bernama Dolores di jl kleines Griechen. Apartmentnya nyaman, bersih, rapi dan dekat dari stasiun. Kami naik MRT hanya melewati 2 stasiun tadi.

Tempat tidurnya bukan di sebuah kamar dan bukan pula sebuah ranjang. Kami ditempatkan di sebuah ruang tamu, tempat nontonnya Dolores, dan dekat dapur. Dia punya sofa yang bisa berubah jadi tempat tidur. Rata-rata orang Eropa punya itu. Praktis. 


Sofa yang dijadikan tempat tidur, Tv diujung.

No comments:

Post a Comment