Minggu, 8 September 2013
Petualangan dimulai di kota Koln, Jerman.
Bangun jam 9 pagi dengan
rencana segera menuju kota untuk lihat-lihat dan jalan-jalan. Akan tetapi sang
pemilik apartemen mau pergi pagi-pagi, jadi kami diminta check out pagi hari
supaya tidak membuatnya repot. Kami langsung check out. Karena kami masing-masing
membawa 1 koper cabin dan 1 tas punggung, jadi agak repot kalau jalan-jalan
dengan membawa semua itu. Kami memutuskan untuk menempatkan tas koper di tempat
penyimpanan (automatic locker) di Stasiun.
Sudah hampir jam 10.30.
Lumayan lama karena banyak orang yang juga punya kepentingan yang sama.
Menyimpan barang di stasiun lalu pergi jalan-jalan. Yang penting barang aman
dan tidak dibawa kemana-mana. Mungkin sarana ini disediakan karena hostel atau
hotel di Eropa mahal-mahal. Jadi kalau cuma 1 hari dan gak nginep, mending
nyimpen barang di locker. 1 harian sekitar 9€.
Lapar..............
Tidak ada tempat makanan
yang enak tapi murah, disini hanya ada coffee shop atau bakery shop. Feifei tak mau makan
dekat stasiun. Masa sudah sampai jauh-jauh ke Eropa, makannya dekat
stasiun. Feifei menyuruhku menunggu sampai kota dan mencari makanannya disana.
Tapi karena kami terlalu
lapar, kami tidak peduli lagi.
Aku meminta Feifei
membelikanku makanan apa saja.
Pendekar tidak boleh
kelaparan. Kalau kelaparan, gejala bad mood akan datang.
Feifei mencarikan makanan,
sementara aku menunggu mengantri di depan locker.
Sebuah roti datang. Makan!
Aku makan dengan lahap
seperti pendekar pengemis mendapat bakpao, menghabiskan setengahnya tanpa
berpikir panjang kalau itu hanyalah roti coklat biasa dengan rasa biasa, dan
harga yang mahal.
Feifei bengong dan berkata dengan melas, "Eits jangan dihabisin donk! kan gua juga lom makan."
Mataku membelalak kaget. Lupa kalau setiap makanan yang dibeli harus dibagi 2. Ingat ngirit!
------
Lanjut....
Setelah menyimpan semua barang yang tidak diperlukan dalam perjalanan ini, kami jalan-jalan ke kota.
Melihat Gereja Gothic peninggalan abad 18. Ini letaknya dekat banget dengan stasiun Koln. Perjalanan ke kota-kota yang ada di Eropa tidak lepas dari yang namanya melihat gereja katedral. Karena gereja itu merupakan pusat kebudayaan Eropa sekaligus kebanggaan dari suatu kota.
Dekat stasiun ini banyak hal bisa dikunjungi dengan gratis. Ada museum Ludwig. Museum ini banyak terdapat karya seni klasik hingga modern. Kalau masuk dan hanya lihat-lihat gratis, tapi kalau mau menikmati musik atau melihat lebih dalam lagi bayar. Jadi yah kalau waktunya sempit dan rencana mau ngirit tanpa mendalaminya, lebih baik Skip. :D
Kemudian kami jalan lagi ke jembatan cinta. Jembatan cinta menyebrangi sungai Rhein. Dinamakan jembatan cinta karena banyak janji tertoreh dan terikat disitu dengan sebuah lambang gembok. Sok romantis deh kelihatannya. Gak hanya gembok kecil, yang besar banget pun ada.
Kami memang berencana makan sosis disana. Jerman kan terkenal dengan sosisnya. Maka kami mulai mencari sosis. Sosis yang kami makan adalah CurryWurst. Wurst itu berarti sosis. Curry yah kari. So Currywurst berarti sosis dibumbui kari.
Ini dia!
CurryWurst - Koln, Jerman |
Rasanya enak setengah mati. Hmm boleh lah yang suka sosis mencoba ini. Tapi tempatnya pilih-pilih ya..karena gak semuanya enak. Ini saya temukan di dekat jembatan sungai Rhein. Ada banyak yang jualan ini di cafe-cafe pinggir sungainya. Cuman ini yang sedang promo :D. Harganya hanya 7€. Kentang dan sosis yang panjang. Rata-rata menjual dengan 10-13€.
Di kota Koln ini, hari minggu toko buka rata-rata jam 1 atau 2 siang. So, kalau mau belanja, perginya diatas jam segitu aja. Tapi tutupnya juga cepat yaitu sekitar jam 5-an.
Minggu itu lazy day dan waktu yang harus dihabiskan dengan keluarga daripada mengejar profit. Mereka tahu cara menikmati hidup.
Kami melakukan windows shopping, karena banyak toko yang belum dibuka. Saya baru tahu arti kata ini setelah mencobanya langsung. Shopping yang cuma bisa di depan windows. Itulah yang dinamakan windows shopping. Barangnya gak pernah jadi hak milik, keinginannya ada di depan mata terhalang oleh selapis windows.
Pengalaman ini bisa sepenuhnya dimengerti setelah Anda mencobanya di Eropa, dimana tokonya lebih banyak yang tutup daripada yang buka. Karena tokonya sangat baik hati, memberi pajangan barang-barangnya hanya ditutup dengan jendela.
Windows Shopping, bisa dilihat tidak bisa dibeli |
No comments:
Post a Comment