Wednesday, 8 June 2016

5 Hari di Jogyakarta (Bag.1)

Perjalanan kali ini impulsif. Aku ingin keluar kota Jakarta. Aku baru resign dari pekerjaan profesionalku 1 bulan yang lalu, dan kini saatnya bersenang-senang. Jalan-jalan ke tempat yang bisa tinggal lebih lama tanpa kuatir.

Aku pikir mau naik kereta, dan agak jauhan dari jarak Jakarta - Bandung. Pilihannya jatuh ke kota Jogyakarta. Biasanya aku menyiapkan itenary. Kali ini aku ingin membiarkan hati dan kaki yang menentukan berapa lama dan mau ngapain disana. Kalau memang harus mampir sampai ke Solo atau Malang, aku sudah siap Aku bawa baju untuk 1 bulan. Kalau gak cukup, ya tinggal beli atau laundri saja. Aku pergi bersama sahabatku. Kami memang gila soal travel. Dan kali ini aku juga mau gila-gilaan untuk perjalanan gak jelas.

Sabtu, 4 Juni 2016 (Hari #1)
Naik kereta pagi dari stasiun Senen menuju stasiun Tugu Yogyakarta. 
Check in pukul 2 siang di Homestay Canting jl. Centil no. 12 (ini baru dicari dari aplikasi Traveloka ketika kami di kereta). Harganya Rp 125.000,-. Sekarang sudah enak. Jalan-jalan gak perlu pesan hotel dulu seminggu sebelumnya. Hari H nya juga bisa, asal pastikan bahwa hari itu bukan hari wisatawan se Indonesia. 
Sorenya naik gojek jalan-jalan di Malioboro. Sudah ada Gojek di Jogya jadi lebih mudah. 
Lihat-lihat pertunjukan seni orang-orang asli Jogya. Seniman jalanan. Cari makanan pinggir jalan.

Orang bule pun nonton di pinggir jalan, sewa tempat duduk terbuat dari botol Aqua 600ml dari anak-anak setempat
Nonton pertunjukkan seni rakyat 

Ini dramanya

Makanan pinggir jalan Malioboro



Minggu, 5 Juni 2016 (Hari #2)
Check out Homestay Canting naik Uber menuju tempat peristirahatan yang lain.
Check in jam 11 siang di penginapan Kampoeng djawa - di jalan Prawirotaman dengan tarif per malam Rp 240.000,-

Makan siang pesan gofood dari aplikasi smartphone. Kami makan pecel lele. Duduk di ruang santai Kampoeng Djawa. Setelah itu teman kami yang tinggal di Jogyakarta menghampiri penginapan tempat kami. Kami ngobrol-ngobrol santai menikmati santainya Jawa.
Sorenya keluar makan di Raminten.
Malamnya ke UGM tempat kuliah teman kami itu. Duduk-duduk dan ngobrol-ngobrol santai dengan anak-anak jurusan psikologi disana yang sedang mempersiapkan pertunjukan. 
Jam 11 malam balik dari kampus. Kami cari makan di pinggir jalan sekitar sana. Agak susah, sudah banyak yang tutup. Jamnya nanggung. Untungnya ketemu makanan pinggir jalan dekat UGM, makan gudeg dan teh tawar atau teh manis. Duduk di tikar depan bengkel orang yang sudah tutup. 

Senin, 6 Juni 2016 (Hari#3)
Pagi. Check out penginapan Kampung Djawa. Nah dari sini aku dan temanku bingung mau ngapain. Bingung mau nginep dimana. Mending jalan-jalan naik mobil atau motor sewaaan dulu pikir kami.
Namun sebelum tahu mau kemana, kami duduk-duduk santai dulu di Cafe - Warung Aglio namanya, dekat penginapan, masih di jalan Prawirotaman.
Aku buka laptop untuk cari tahu mau nginep dimana, sementara temanku mencari penyewaan mobil. 
Agak susah mencari penyewaan mobil yang bisa lepas kunci. Namun akhirnya kami menemukannya. Nama pemilik travelnya Agung di Jl Prawirotaman. Dia membuka tempat penginapan namanya Agung Inn. Dia melihat wajah kami yang imut-imut lucu (mungkin), lalu menyerahkan kunci mobil Honda Mobilio baru untuk dibawa 4 hari dengan harga Rp 250,000/hari.

O ya ini pas lagi bulan puasa pergi jalan-jalannya. Jadi jalanan sepi.
Kami jalan-jalan dulu mengitari kota Jogya. 15 menit setelah naik mobil, hujan deras. Untungnya uda di dalam mobil. Tadinya mau sewa motor, untung gak jadi.

Jam buka puasa, mampir di Warung ayam geprek Bu Rum1 di Jalan Wulung Lor. Ayam goreng yang dikenal fried chicken penyet. Ayamnya digeprek, dikasih sambal ulek langsung ditempat.

Malam jam 8 hujan kembali deras. Kami mampir di Baso tengkleng Mas Bambang di jalan Monjali. Mobil Honda Mobilio warna putih yang kukendarai ini langsung kotor banget kena hujan. Padahal tadi pas siang masih bersih putih.

Lalu lanjut makan di Oseng Mercon Bu Narti Jalan Ahmad Dahlan. Makan 1 piring bagi berdua.

Jam 10 malam kami nongkrong di café roaster and bear menunggu jam 12 malam untuk jemput teman kami itu di rumahnya. Kami hendak pergi melihat Sunrise di Punthuk Setumbu. Arahnya ke Candi Borobodor. 

Sampainya cuma 1,5 jam saja. Sampai sana masih jam 2 an. Kami tidur di mobil, kecuali temanku itu. Tempat parkirnya depan hutan. Gapapa deh, yang penting istirahat menunggu jam 4.30 pagi. 


Selasa, 7 Juni 2016 (Hari#4)
Menunggu Sunrise jam 4.30.
Setelah bayar tiket masuk dan parkir tadi malam, kami masuk ke arena Punthuk Setumbu.
Jam 7 pagi sudah turun lagi, dan menikmati sarapan mie instan pake telor 2 bungkus di warung sekitar. Enaaaak!

Perjalanan dilanjutkan ke Kalibiru. Ini jauh sekaliiii. Entah apa yang merasuki otakku. Temanku melihat Kalibiru lagi hits jaman itu. Maka kami melarikan mobil kesana. Itu perjalanan dari ujung ke ujung. Pegel banget nyetirnya. Dari jam 10 pagi  di kota Jogya (karena tadi sudah anterin teman kami balik ke rumahnya dulu) sampai Kalibiru itu jam 2 sore. Tidak sempat makan siang.

Sampai di Kalibiru ya itu foto-foto saja. Setiap pos foto bayar sekitar Rp 10.000 atau ada yang Rp 15,000.,-. Harga tergantung posisi lintang arah fotonya :) 

Jam 3.30 jalan lagi. Kami menuju Candi Prambanan sekarang. Kemarin kami cek ada pertunjukan Sendratari yang diadakan setiap beberapa hari. Kebetulan hari Selasa ini ada. Untungnya jam 5 sore sudah sampai Prambanan. Baru bisa beli tiket jam 6 gitu. Jadinya kami tidur di mobil dulu. Tiket dibeli untuk jam 7.30 - 9.30 malam. Kami nonton pertunjukkan Rama Sinta, pertarungan Rahwana dan Hanoman dengan harga Rp 125,000  (kelas bawah, duduk di batu pinggir atas). 

Setelah nonton, aku langsung menyetir ke arah Kaliurang. Temanku, Fei langsung mencari tempat penginapan di Kaliurang. Kami sampai Kaliurang jam 10 malam dengan cuaca hujan lebat.
Bersyukur dekat sini ada Kedai makan 24 jam. Namanya Kedai Poci di Dusun Kaliurang Barat. 
Aku makan bihun godog gitu. Disini juga ada penginapan dengan tarif 50.000/malam, Cuma katanya air panasnya lagi rusak, makanya harga murah. Hmm gak deh. Kami cari-cari lagi. Fei temanku berhasil menemukan penginapan dari aplikasi online dengan harga Rp 150.000. Dekat dari tempat kita makan. Cuma kok agak spooky gitu. Homestay di depan hutan. Untungnya mobil bisa dimasukkan ke dalam. Kami nginep di lantai atas. Jam 9 pagi udah mesti Check out.
Ya walau kamarnya tidak sesuai harapan kami, dan aku agak gak bisa tidur, akhirnya pagi datang juga. 
Kalibiru, duduk dari atas pohon

Nah ini pas turunnya

Rabu, 8 Juni 2016 (Hari #5) Kaliurang
Bangun sebelum jam 9 krn late check out jam 9, dan kita diijinkan sampai sebelum jam 10 pagi masih bisa. 
Cuaca masih mendung sayu dengan awan tebal.

Pagi kami cari makan di Talago putri. Aku makan sate kelinci dan Jadah tempe.
Siang mengunjungi museum gunung merapi.
Setelah itu nyetir lagi menuju museum ullen sentalu.
Hujan turun dengan derasnya. 

Sore sekitar jam 5 hujan sudah berhenti. Kami sudah turun kembali ke arah kota. Kami beli makanan makanan kecil di sepanjang jalan raya kaliurang. Depan sini ada kampus Universitas Islam Indonesia. Banyak mahasiswa yang jual makanan buka puasa.

Kami sampai Jalan Prawirotaman jam 7 malam. Mengembalikan mobil. Baiknya lagi pemilik mobil ini mengantar kami ke terminal bis dengan mobil yang sama.

Kami akan melanjutkan perjalanan ke Malang naik bis malam. Harga Rp 150.000/orang

Bersambung perjalanan selanjutnya.....................Menuju Bromo

No comments:

Post a Comment