Zhangjiajie Tour, Hunan, Hari #3 bag.2
Jadwal menuju Boliqiao (jembatan kaca) adalah sore hari setelah dari Baofenghu.
Jembatan kaca ini beda dengan jalanan kaca di sepanjang perjalanan tebing gunung Zhangjiajie dari
pintu masuk Tianmenshan. Jadwal kami adalah pukul 3 sore. Aku dan temanku harus
buru-buru balik dari situ paling lambat banget jam 4 untuk kejar kereta. Padahal
waktu yang diberikan ketika diberi jadwal adalah 2 jam paling lama.
Untuk masuk Boliqiao di bulan Oktober 2016 ini memang harus didaftarkan dari tour. Belum ada akses langsung
daftar sendiri. Bahkan orang lokal China nya pun tetap harus menggunakan jasa
tour travel. Nggak tahu ya kalau sekarang.
Jembatan kaca ini baru diresmikan
lagi bulan September 2016 kalau gak salah. Ceritanya jembatan ini pernah buka
di bulan Mei tahun yang sama, Cuma sempet tutup lagi, mungkin karena ada
beberapa hal yang masih harus dibenahi.
Sebelum masuk, kami mengantri sesuai jam
yang telah ditentukan. Jadi kalau sudah daftar, tetap harus menunggu kapan
jadwalnya bisa masuk. Setelah tahu, kami antri sesuai jamnya. Lalu melalui
mesin di pintu masuknya, orang –orang china men-tab kartu identitasnya.
Sementara kami menggunakan karcis yang telah divalidasi terlebih dahulu ke
bagian operatornya diatas.
Cerita lucunya adalah pada saat mau tab
masuk, kami gak bisa masuk karena sebelumnya belum divalidasi. Guide nya gak
inget kalau kami bukan orang china asli. Mereka kira kami orang lokal, jadi dia
selebor tidak urus tiket kamu. Lalu kami berlarilah sekencang-kencangnya ke
atas untuk dapat validasi itu. Sambil lari si guide ngoceh-ngoceh marah sama
temanku karena tidak bilang. Temanku marah balik, lah bukannya lo tahu ya kita
orang Indonesia. Lo pikir Indonesia itu di China. Hahaha…Segitu tidak
terkenalnya Indonesia di mata beberapa orang China.
Masuk ke jalur kaca, kami diajak muter
dulu ke antrian untuk ambil sendal. Sendal
ini tuh nggak boleh dibawa pulang, dan ini sewa dengan harga 40 Yuan. Mahal
sekali! Kami pakai sendal untuk tidak membuat kerusakan disekitar kaca.
Jembatan ini ditopang oleh pilar-pilar
besar di ujung-ujung gunung antara gunung batu yang satu ke sebrang gunung. Aku
pikir jembatannya isinya cuma kaca doank untuk jalan dan melihat pemandangan
dibawahnya. Jadi kan terasa horor gitu ya…Tapi ternyata Cuma dibagian-bagian tengah
saja. Jadi buat orang-orang phobia masih bisa menikmati pemandangan yang epic
itu.
Orang-orang melakukan foto dari atas
kebawah, supaya keliatannya melayang dari atas ke bawah. Ada yang tiduran,
padahal habis diinjak-injak orang. Apa gak takut kotor ya? Itu bayanganku
awalnya. Sampai di tengah, bodo amat deh, yang penting foto..hahaha…